Optimalkan belajar, SDMM-orangtua-siswa susun komitmen dan konsekuensi logis secara bersama. Kegiatan tu dilakukan dalam acara Mengenal Lebih Dekat alias Melekat, megawali tahun pelajaran baru 2021/2022.
PWMU.CO – Melatih anak berkomitmen bukan lagi menjadi hal yang sulit ketika dilibatkan dalam penyusunannya. Hal ini diungkapkan oleh Nurul Wahyu Purwaningtyas, wali siswa Zidna Rahma Ihsan, sehari setelah sesi penyusunan Komitmen dan Konsekuensi Logis, Kamis (15/7/2021).
“Terbukti, contohnya saja putri kami, Zizie. Dia tergolong anak yang cuek dan semaunya sendiri. Sebelumnya masih selalu bertingkah jika ada Zoom Meeting atau video call. Tidur-tiduran, main-main, menggeser-geser layar, dan sebagainya,” ungkapnya.
Setelah komitmen kemarin, sambung dia, lebih tertib dan bersemangat karena komitmen yang telah dia susun walaupun tetap butuh pendampingan.
Ia menuturkan, salah satu kegiatan pada program Mengenal Lebih Dekat (Melekat) ini perlu dilanjutkan pada tiap awal tahun ajaran baru. “Di mana pada sesi tersebut melibatkan orangtua dan siswa sehingga sadar akan peran masing-masing,” kata Nurul Wahyu Purwaningtyas yang turut mendampingi putrinya sebagai siswa baru dalam kelas virtual.
Sebagai orangtua, dia sangat setuju dan mendukung dengan kegiatan tersebut. “Sebab sejak awal anak-anak telah diberikan gambaran apa yang harus dilakukan agar bisa mengikuti pembelajaran moda daring dengan baik. Bagaimana komitmennya dan apa yang harus mereka terima jika tidak mematuhi komitmen yang telah disepakati,” jelasnya.
Dia berpendapat, kelas kecil yaitu kelas I, II, dan III, sangat membutuhkan pendampingan dan motivasi lebih karena konsentrasinya pada level antara ada dan tiada.
“Dengan adanya komitmen bersama antara siswa, guru, dan orangtua ini diharapkan bisa menyuguhkan room Zoom yang benar-benar bisa menggantikan kelas yang dirindukan,” ujar dia.
Menghargai Proses
Hal senada diungkapkan Lilik Anifah, oleh wali siswa siswa kelas II Afiqa Aisyah Putri. Menurutnya, kegiatan Komitmen dan Konsekuensi Logis ini berdampak sangat positif. Antara lain siswa diajak menghargai proses. Keterlibatan siswa dalam kontrak belajar meningkatkan kesadaran siswa dan berpikir sejak dini tentang sebab dan akibat. Akhirnya, siswa akan berpikir sebelum bertinda.
“Selain itu juga mengajarkan siswa untuk bersikap demokratis, menghargai, dan bertoleransi. Siswa merasa tersanjung karena aturan dibuat Bersama, saling berempati, disepakati, dan dilaksanakan bersama,” ucapnya
Berada satu layar dengan putri tercinta, ia menyampaikan keterlibatan tua juga sangat berdampak positif tentang keterbukaan antara seluruh elemen. Artinya, aturan memang harus didukung dan bersama, sehingga sistem didik di rumah dan sekolah menjadi selaras. Selain itu komunikasi akan terjalin dengan baik.
“Semoga kegiatan ini menjadi agenda setiap awal pembelajaran di tiap tahun. Sehingga meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dan orang tua,” pesannya.
Menguatkan pendapat di atas, Aguspita Nurhayati, wali siswa kelas III dari Nadia Shafiqa Azarine, mengapresiasi kegiatan ini bagus sekali. Komitmen yang telah disepakati akan menjadi panduan agar kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi semakin terarah.
“Semoga siswa bisa menjadi lebih disiplin, sopan santun, memahami hak dan tanggung jawabnya,” tutupnya.
Respon Wali Siswa Kelas Besar
Di kelas besar, Noer Suci Endah—wali siswa kelas IV Muhammad Fahmi Aubrey—pun bersyukur bisa membersamai penyusunan Komitmen dan Konsekuensi Logis secara virtual.
Dengan kerja sama yang baik antara sekolah, siswa, dan orangtua dapat meningkatkan sikap kemandirian, tanggung jawab, dan kedisiplinan kepada siswa dalam menjalankan komitmen dan konsekuensi logis saat pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah.
“Kegiatan ini sangat penting dan dibutuhkan anak-anak. Kami orangtua merasa terbantu dalam mengondisikan mereka,” katanya sembari dalam perjalanan di dalam mobil.
Sementara itu, Indira Pangesti, wali siswa Raffasya Hanif Anditya, menilai kegiatan penyusunan komitmen bersama orangtua dan siswa itu baik sekali. Karena melatih komunikasi anak dan orangtua. Menurtunya, orangtua jadi punya wadah dan kesempatan untuk menjelaskan ke anak mengapa sebuah komitmen itu perlu diterapkan.
“Anak bisa mengerti alasan yang diberikan orangtua. Pun ketika anak punya pendapat lain, anak bisa langsung bilang. Terus begitu sampai komitmen bisa disepakati. Sehingga ke depannya jadi lebih mudah untuk anak dan orang tua bersama-sama menerapkan kesepakatan komitmen tersebut,” tegas orang tua dari kelas V ini.
Ia juga menceritakan komitmen bersama di rumah sedikit-sedikit sudah mulai diterapkan, tetapi tidak tertulis. Jadi yang dilakukan di sekolah lewat daring lebih baik lagi karena tertulis. Jadi bila ada orang tua atau anak atau guru ada lupanya, bisa saling mengingatkan.
Sebagai wali siswa jenjang teratas di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Mirsalia Diastuti merasa ada sesuatu yang berbeda selama enam tahun menyekolahkan putrinya: Kun Maritsa Kuncsa. Ia merasa baru kali ini ada kegiatan yang melibatkan siswa, orangtua, dan pengajar untuk merumuskan komitmen dalam proses belajar-mengajar.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Dengan adanya kegiatan ini, baik orangtua, siswa, dan pengajar bisa saling memberikan ide untuk kenyamanan bersama dalam proses pembelajaran daring ini,” harap dia.
Baginya, penggunaan kata konsekuensi logis sebagai pengganti kata sanksi yang berkonotasi negatif, cukup menarik perhatian.
“Saya sepakat akan hal itu. Dengan tidak menggunakan kata yang berkonotasi negatif, insyaallah siswa tidak berkecil hati ketika sedang diingatkan. Dan mudah-mudahan dengan penggunaan kata yang positif, bisa meningkatkan semangat belajar siswa yang akhirnya menciptakan suasana belajar yang kondusif,” kata dia..
Kegiatan penyusunan Komitmen dan Konsekuensi Logis ini langsung dipandu oleh Penanggung Jawab Bimbingan Konseling SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik Ria Eka Lestari.
Sebelumnya, ada orientasi pada siswa dan orangtua tentang apa itu komitmen dan konsekuensi logis. Kegiatan ini adalah salah satu program dalam Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) di SDMM. (*)
Penulis Ria Eka Lestari Editor Mohammad Nurfatoni