PWMU.CO – Manfaatkan medsos sebagai sarana dakwah. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Dr Tri Hastuti Nur Rochimah Msi.
Dia menyampaikan saat memberikan sambutan pada Pelatihan Sistem Informasi Online Asiyiyah yang digelar melalui Zoom Cloud Meetings oleh PP Aisyiyah, Sabtu (17/7/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim, Jateng, dan Jabar beserta Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) di ketiga PWA tersebut. Setiap utusan diwakili oleh sekretaris dan seorang operator.
Maksimalkan Penggunaan Teknologi
Menurut dia, seharusnya Aisyiyah lebih memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah. Sebagaimana hasil Muktamar Aisyiyah di Makasar yang memutuskan abad kedua Aisyiyah sebagai Aisyiyah yang Berkemajuan.
“Salah satu tanda bahwa Aisyiyah itu organisasi perempuan berkemajuan adalah memaksimalkan penggunakan teknologi dalam menunjang dakwah. Untuk saat ini media sosial (medsos)-lah salah satu jalan dakwah tersebut,” ungkapnya.
“Maka seharusnya Aisyiyah menggunakan semua media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube dan yang lainnya. Termasuk mengaktifkan lagi website di masing-masing PDA,” tambahnya.
Eksis di Media Sosial
Ibu-ibu Aisyiyah, lanjutnya, rata-rata mempunyai paling sedikit sepuluh WhatsApp group. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan peran Aisyiyah dalam memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.
“Misalnya tentang pandemi Covid-19. Ketika masyarakat masih ada saja yang tidak percaya dengan keberadaan virus ini, maka peran Aisyiyah memberikan infomasi yang benar sebagai penyeimbang,” ajaknya.
Dia mengingatkan tidak bisa dipungkuri saat ini siapa saja yang eksis di media sosial akan lebih dikenal luas, termasuk Aisyiyah.
“Asiyiyah di tingkat manapun yang lebih banyak menggunakan medsos maka lebih dikenal masyarakat. Bisa dikatakan media sosial menjadi cermin bagi perjalanan organisasi,” jelasnya.
Tantangan Sistem Informasi Online
Dia menegaskan Sistem Informasi Online Aisyiyah yang mengelola website dan database sudah ada sejak lima tahun yang lalu.
“Akan tetapi penggunaanya belum maksimal. Membangun kultur atau budaya penggunaan teknologi informasi masih kurang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Aisyiyah di semua tingkatan kepemimpinan,” tegasnya.
Dia berharap peran Aisyiyah dalam dunia dakwah digital tidak hanya sebagai konsumen berita saja. Lebih dari itu harus bisa bertindak sebagai produsen dan membangun narasi-narasi dalam perjalanan organisasi. Dalam hal ini peran sekretaris sangat dominan.
“Peran sekretaris sangat penting dalam hal ini. Harus ada upaya maksimal dari sekretaris dalam melakukan pendataan. Termasuk pengisian monev database via online. Sebelum pergantian pimpinan pada tahun 2022 sekretaris harus meninggalkan jejak-jejak baik untuk kader yang akan datang,” pesannya. (*)
Penulis Humaiyah. Editor Sugiran.