Apotekmu, alternatif AUM Kesehatan, tulisan dr Haryono. Pimpinan Klinik Muhammadiyah Kedungadem, Bojonegoro.
PWMU.CO – Persyarikatan Muhammadiyah sejak ditetapkannya pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional non-alam, selalu berupaya membantu pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan penyebaran dan penanganan pasien yang terinfeksi Covid-19.
Dengan jaringan rumah sakit yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah, lebih dari 95 persen ditunjuk oleh pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai Rumah Sakit Rujukan Covid-19. Selain itu upaya pencegahan penyebaran juga dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah dengan melakukan donasi baik berupa pembagian masker, handsanitizer maupun mendukung gerakan vaksinasi Covid-19.
Jaringan amal usaha kesehatan lain yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah adalah jaringan klinik yang tersebar hampir di seluruh negeri, namun karena kapasitas yang belum bisa melakukan penanganan dan perawatan pasien Covid-19, menyebabkan perannya belum maksimal.
Namun pada kenyataannya, di saat rumah sakit baik pemerintah maupun swasta sudah tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19, klinik-klinik pun terpaksa melakukan perawatan awal dan darurat pada pasien Covid-19 sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.
Peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang semakin tinggi dan tidak diimbangi dengan peningkatan daya tampung rumah sakit, serta pemberitaan di media sosial terkait kematian dan ketidaktersediaan tempat perawatan di rumah sakit, menyebabkan kecemasan dan ketakutan dari masyarakat.
Masyarakat yang sakit ringan mulai takut untuk melakukan pemeriksaan di klinik maupun rumah sakit. Masyarakat yang sakit ringan lebih memilih membeli obat di apotek untuk meredakan sakitnya. Selain itu, masyarakat yang sehat berupaya meningkatkan imunitasnya dengan mengonsumsi vitamin-vitamin yang direkomendasikan dengan membeli di berbagai apotek.
Di lain pihak, karena kecemasan dan ketakutan masyarakat yang semakin meningkat, berimbas pada peningkatan permintaan untuk obat-obatan dan vitamin, hal ini dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menimbun dan menjual obat dan vitamin dengan harga yang tidak wajar.
Apotek Melati Kedungadem, Apotekmu Pertama
Amal usaha kesehatan Muhammadiyah sampai saat ini masih berfokus pada layanan perawatan pasien, maupun edukasi-edukasi tentang menjaga kesehatan, namun belum merambah pada penyediaan obat dan vitamin yang bisa didapatkan masyarakat.
Perhatian Persyarikatan Muhammadiyah masih terpusat pada penambahan rumah sakit maupun klinik yang membutuhkan modal yang sangat besar dan dengan proses yang sangat panjang, serta tantangan yang semakin berat. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah Kedungadem yang diinisiasi oleh Klinik Muhammadiyah Kedungadem melakukan upaya pelayanan kesehatan non perawatan dengan membuka Apotek Melati.
Dipilihnya amal usaha kesehatan berupa apotek oleh Pemuda Muhammadiyah Kedungadem dan Klinik Muhammadiyah Kedungadem dengan beberapa sebab. Selain karena murah dan mudah, juga tidak memerlukan manajemen yang rumit.
Selain itu, apotek menyediakan kebutuhan kesehatan seperti obat-obatan dan alat kesehatan bagi masyarakat sehat maupun sakit ringan, serta bisa juga melayani permintaan resep obat-obatan dari dokter-dokter mitra.
Jangkauan yang luas serta kemudahan dalam proses pembuatan dan operasional menjadikan pilihan apotek menjadi pilihan rasional sebagai Amal Usaha Kesehatan alternatif, selain rumah sakit maupun klinik.
Dimulai Agustus 2020
Proses membuatan apotek oleh Pemuda Muhammadiyah Kedungadem bersama Klinik Muhammadiyah Kedungadem dimulai pada bulan Agustus 2020. Rencana ini didorong keinginan Pemuda Muhammadiyah Kedungadem untuk memiliki amal usaha, dan bertepatan dengan rencana tidak diperpanjangnya sewa salah satu bank pemerintah yang berada di Komplek Perguruan Muhammadiyah Kedungadem.
Rencana ini awalnya mendapatkan perhatian yang mendalam dari para Bapak Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungadem. Selain Pemuda Muhammadiyah Kedungadem yang belum memiliki pengalaman, juga ketersediaan dana yang masih belum siap.
Bersama dengan Klinik Muhammadiyah Kedungadem, Pemuda Muhammadiyah Kedungadem akhirnya mampu meyakinkan PCM untuk ruang bekas bank pemerintah tersebut dikelola Pemuda Muhammadiyah untuk dijadikan sebagai amal usahanya berupa apotek.
Langkah Awal Apotekmu
Proses awal pembuatan apotek dimulai dari mencari apoteker penanggungjawab apotek. Apoteker Apotek Pemuda Muhammadiyah diambilkan dari Apoteker Klinik Muhammadiyah Kedungadem yang menerima beasiswa studi apoteker di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan baru saja lulus Apoteker. Hal ini diambil selain untuk menekan biaya, juga menjamin pengelolaan apotek yang baik serta loyalitas yang sudah teruji.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan IMB apotek, ini menjadi salah satu syarat utk izin operasional apotek. Diperlukan gambar site plan apotek dan struktu bangunannya serta sistem pengolahan limbah nya berupa SPKL.
Setelah SIPA (Surat Ijin Praktek Apoteker) yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan setempat turun dan IMB apotek sudah terbit, langkah selanjutnya adalah pengajuan SIA (Surat Ijin Apotek) sebagai izin operasional apotek yang dilampiri berkas SIPA dan IMB apotek. Proses ini memakan waktu enam bulan, molor dari target awal 3 bulan.
Ketelambatan proses ini disebabkan belum adanaya Amal Usaha Kesehatan berupa apotek dalam direktori AUM di Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, setelah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan PP Muhammadiyah, baru disepakati untuk melancarkan proses perizinan penggunakan nama Pimpinan Pemuda Muhammadiyah sebagi pemilik Apotik, hal ini nanti akan direvisi jika dalam direktori AUM PP Muhammadiyah sudah ditambahkan AUM berupa apotek.
Bersamaan proses perizinan, dilakukan renovasi bangunan dan rekruitmen karyawan. Para karyawan apotek sementara menunggu izin operasional ditempatkan di Klinik Muhammadiyah Kedungadem, agar bisa meningkatkan kemampuan dalam perlayanan dan pengenalan obat-obatan, serta mampu menjalankan sistem.
Proses ini berlangsung tiga bulan. Dan dalam proses ini juga dibuatkan sistem operasional apotek oleh bagian IT Klinik Muhammadiyah Kedungadem, agar proses pelayanan dan keuangan bisa dilakukan secara otomatis dan terpantau oleh pemilik.
Perizinan Apotekmu Terbit
Dan, akhirnya pada 2 Juli 2021, diterbitkan Surat Izin Operasional Apotek (SIA). Yang dilanjutkan dengan persiapan proses pembukaan apotek berupa penyediaan obat-obatan dan alkes, penataan display dan kegiatan-kegiatan teknis untuk mempersiapkan pembukaan Apotek Melati.
Pada 15 Juli 2021, Apotek Melati Pemuda Muhammadiyah Kedungadem resmi dibuka. Pembukaan Apotek Melati dilakukan dengan Soft Opening dikarenakan dalam masa PPKM, pembukaan dilakukan secara internal oleh PCM, Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Kedungadem dan dihadiri oleh pimpinan ortom dan AUM se-Kecamatan Kedungadem.
Apotek Melati ini mungkin yang pertama yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah dalam hal ini adalah Ortom Pemuda Muhammadiyah. Walaupun pada prosesnya masih belum sesuai dengan Qoidah Persyarikatan yang disebabkan belum adanya Direktori AUM berupa apotek, kami berharap ke depan PP Muhammadiyah bisa menambahkan direktori AUM berupa apotek, agar memudahkan dalam proses perizinan.
Amal usaha Muhammadiyah kesehatan (AUMKes) apotek juga merupakan alternatif untuk daerah-daeran yang belum memiliki AUMKes, karena murah, mudah dan potensial. Selain itu, kemampuan apotek untuk berkembang juga cukup luas. Apotek bisa ditambahkan dokter praktek pribadi, baik dokter umum maupun gigi.
Selain itu, infrastuktur yang sudah ada di Jawa Timur seperti Koperasi Surya Mentari Timur (SMT) sebagai penyedia obat dan alkes di Jaringan Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah/Aisyiyah juga bisa membantu pengadaan obat di apotek. Dengan itu, diharapkan apotek-apotek milik Persyarikatan Muhammadiyah dapat memberikan pelayanan obat dan alkes yang tepercaya dan terjangkau bagi masyarakat. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.