Dahsyatnya Ucapan Terima Kasih ‘Jazakallahu Khairan’ oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Dahsyatnya Ucapan Terima Kasih ‘Jazakallahu Khairan ini berangkat dari hadits riwayat Bukhari sebagai berikut:
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا . فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ . رواه الترمذي والنسائي في السنن الكبرى
Dari Usamah bin Zaid ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang diperlakukan dengan baik kemudian dia mengucapkan, ‘Jazakalhahu khairan‘ maka sungguh dia telah memberikan pujian yang terbaik.” (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i)
Membalas Kebaikan
Islam adalah din atau agama mengajarkan akhlak yang sangat mulia, di antaranya adalah membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan yang lebih baik lagi. Dalam hal ini membalas kebaikan itu sebagaiman pesan dalam hadits di atas adalah dengan menyampaikan terima kasih dan mendoakan kebaikan kepadanya.
Ucapan terima kasih merupakan wujud pujian kepada seseorang yang telah melakukan kebaikan. Sekalipun demikian pelaku kebaikan tidak boleh berharap ucapan tersebut. Jadi bagi pelaku kebaikan tidak diperkenankan berharap ucapan terima kasih, karena harapan yang utama adalah balasan dari Allah, sehingga yang diharapkan adalah ridla Allah.
إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (al-Insan 9)
Sedangkan ucapan terima kasih merupakan etika yang juga berarti menunjukkan ia telah bersyukur kepada Allah.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ. رواه أحمد و أبو داود و البخاري في الأدب المفرد و ابن حبان و الطيالسي
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah.” (HR Ahmad, Abu Daud, Bukhari dalam kiba Adabul Mufrad, Ibnu Hibban adan ath Thayalusi)
Merasakan betapa banyaknya orang-orang yang telah berbuat kebaikan kepada diri kita sehingga kita menjadi seperti sekarang ini adalah dari bagian untuk kita pandai berterima kasih kepada orang lain. Oleh karena itu jangan sampai seperti pepatah ‘panas setahun dihapus hujan sehari’ yakni kebaikan yang banyak terhapus karena kesalahan yang sekali.
Hal ini juga menjadi peringatan bagi para istri supaya pandai berterima kasih kepada suaminya, terhadap anugerah yang diberikan kepadanya. Karena kebanyakan penghuni neraka dari kaum istri adalah tidak pandai berterima kasih kepada suaminya.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا وَلَوْ أَخَذْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ قَالُوا بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بِكُفْرِهِنَّ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ بِكُفْرِ الْعَشِيرِ وَبِكُفْرِ الْإِحْسَانِ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ. رواه البخارى
Hari Ibnu Abbas ia berkat, Maka beliau pun menjelaskan: “Sesungguhnya saya telah melihat surga, lalu saya mendapati satu tandan, sekiranya saya mengambilnya, niscaya kalian akan makan darinya selama dunia ini ada. Kemudian saya juga melihat neraka, maka saya belum pernah melihat pemandangan yang dahsyat seperti hari ini, dan saya melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.”
Para sahabat bertanya, “Apakah penyebabnya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Lantaran kekufuran mereka.” Kemudian ditanyakan lagi kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Yaitu kufur (tidak menerima) kelebihan suami, dan mengkufuri kebaikannya. Sekiranya kamu berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, lalu ia mendapati satu keburukan darimu, niscaya ia akan mengatakan, ‘Saya tidak pernah mendapati satu kebaikan pun darimu.'” (HR al-Bukhari)
Pandailah-pandailah melihat sisi kebaikan orang lain, dan jangan pandai sibuk mencari kesalahan orang lain, karena memang tidak ada manusia yang sempurna. Sehingga seseorang tidak hanya pandai menghukum karena satu kesalahan dibanding kebaikannya yang banyak tetapi tertutupi.
Salah mengambil sikap dengan memaafkan itu jauh lebih baik daripada salah dalam memberikan hukuman. Itulah kearifan jiwa bagi seseorang yang telah menyandarkan hatinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Khairan, Kebaikan Itu
Apa saja makna kebaikan dalam doa ‘jazaakallahu khairan‘? Tentu kebaikan dalam hal ini adalah semua kebaikan yang akan memberikan manfaat baginya. Sehingga dalam hal ini para ulama di antaranya berpendapat tidak perlu ada tambahan ‘khairan katsiran‘ atau ‘khairal jaza‘ yakni kebaiakan yang banyak atau sebaik-baik balasan, karena kata ‘khairan‘ sudah mencakup semua kebaian itu.
وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡءًا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡءًا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah 216)
Semua ketaatan kepada Allah adalah kebaikan. Dan kebaikan itu meliputi semua yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia sampai di akhirat. Kebaikan di dunia meliputi semua kebaikan bagi diri sendiri, kebaikan bagi keluarga, keberkahan rizki dan seterusnya.
Sedangkan kebaikan di akhirat adalah mudahnya hisab, dapat melalui shirath dengan baik dan pada akhirnya mendapat rahmat Allah dengan dimasukkan ke dalam surgaNya.
Sudah seyogyanya kita membiasakan doa ini untuk kita sampaiakn kepada saudara kita sesama Muslim, terutama saat kita mendapat kebaikan darinya, sehingga kebaikan itu menjadi milik kita semua. Doa ini juga termasuk doa sapu jagad yang disampaikan kepada orang lain. Seperti halnya doa sapu jagad yang sudah sering kita panjatkan yaitu:
وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka’. (al-Baqarah; 201)
Syukran wa jazakumullah khairan. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Artikel Dahsyatnya Ucapan Terima Kasih ‘Jazakallahu Khairan ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 41 Tahun XXV, 20 Juli 2021/20 Dzulhijjah 1442.
Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.
Discussion about this post