PWMU.CO – Tiga kesetiaan Rektor Umla, Drs Budi Utomo MKes dapat dilihat dari kesetiaannya pada keluarga, kesetiaannya pada tugas dan tanggung jawab, serta kesetiaannya pada persyarikatan.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Lamongan Drs H Muntholib Sukandar pada Takziah Virtual Mengenang Wafatnya Budi Utomo, Rabu (28/07/21).
Menurut Muntholib, perkenalannya dengan almarhum dimulai pada tahun 2003 setelah sama-sama dipilih oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
“Kesetiaan almarhum kepada keluarga dapat kita baca pada buku karya Nur Cholis Huda. Seorang laki-laki merawat istrinya yang undur dan lumpuh selama lebih dari 22 tahun dengan sabar, telaten dan tanpa keluhan,” ujar Muntholib.
Dia menambahkan, pada tahun 2017 dengan mata kepala sendiri, Muntholib menyaksikan almarhum merawat istrinya dengan cinta dan kasih sayang.
“Pada saat itu kami bersama melakukan ibadah umroh ke tanah suci. Dengan kesabaran dan keikhlasannya, almarhum mendorong istrinya dari atas kursi roda untuk melasanakan sholat 5 waktu di Masjidil Haram,” kenang Muntholib.
Dia mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan Budi Utomo setiap hari dengan semangat dan tanpa beban. Tanpa adanya keluhan dan kebosanan pada diri almarhum.
“Sementara kesetiaan pada tugas dan kewajiban, dapat dilihat pada saat beliau diberikan tugas oleh PDM Lamongan untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah di Lamongan,” urai Wakil Ketua PDM Lamongan tersebut.
Muntholib mengatakan, dengan penuh tanggung jawab, pada saat itu belum diberlakukan sistem online sehingga almarhum harus bolak-balik dari Lamongan ke Jakarta.
“Bisa dibayangkan bagaimana berat dan sulitnya masa itu,” kenang Muntholib.
Keluar Izin Mendirikan Stikes
Muntholib melanjutkan, pada akhirnya, keluarlah izin untuk mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Lamongan, yang pada awalnya hanya beberapa gelintir mahasiswa dan menempati ruangan di klinik Muhammadiyah sebelah alun-alun Lamongan.
“Pada tahun 2014 dapat membeli tanah seluas 600 meter persegi seharga 150 juta. Pada akhirnya dapat membeli tanah di sekitarnya sehingga menjadi gedung Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) saat ini,” terangnya.
Kesetiaan pada persyarikatan menurut Muntholib dapat dilihat dari kegigihan Budi Utomo memeras keringat tanpa kenal lelah untuk menjadikan Stikes Muhammadiyah Lamongan menjadi Universitas.
“Melalui lobi-lobi yang dilakukan selama 4 tahun, alhamdulillah membuahkan hasil. Pada Tanggal 19 November 2018 diserahkan langsung Presiden Joko Widodo Surat Keputusan pendirian Universitas Muhammadiyah Lamongan,” ucap Muntholib.
Selain tiga kesetiaan itu, menurut Muntholib, ada tiga peninggalan monumental yang diwariskan oleh almarhum Budi Utomo.
“Pada saat itu, Presiden Joko Widodo melakukan tiga peresmian. Sehingga itu juga sekaligus menjadi tiga kenang-kenangan monumental dari almarhum,” kata Muntholib.
Tiga peresmian tersebut di antaranya meresmikan Masjid KH Bagus Hadi Kusumo Umla, meresmikan pergantian Stikes menjadi universitas, dan meletakan batu pertama pendirian gedung tower Umla 15 lantai.
“Tiga peninggalan monumental itu yang nantinya akan menjadikan Umla sebagai universitas yang disegani, serta menjadi kebanggaan masyarakat dan warga Muhammadiyah baik di Lamongan, Jawa Timur maupun nasional,” tandasnya.
Di akhir testimoninya, Muntholib mengutip syair gubahan Ali Bin Abi Thalib
وَلَدَتْكَ أُمُّكَ ياَبْنَ آدَمَ بــــَـــــاكِيًا
وَالنَّاسُ حَوْلَكَ يَضْحَكُوْنَ سُرُوْرًا
فَاعْمَلْ لِيَوْمِكَ أَنْ تَكُوْنَ إِذَا بَكَوْا
فيِ يَوْمِ مَوْتِكَ ضَاحِكًا مَسْرُوْرًا
Wahai anak adam, ketika kamu dilahirkan oleh ibumu, saat itu kamu menangis, sementara orang-orang di sekitarmu tertawa bahagia menyambutmu
Kelak saat dewasa, berbuatlah sesuatu, sehingga mereka bisa menangisimu ketika hari kematianmu, dan engkau tersenyum bahagia karena amalmu. (*)
Penulis M Faried Achiyani Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni