PWMU.CO – Amirul Mu’minin-Indah Soraya, Aktivis Ini Wafat dalam Sehari. Pasangan suami istri ini meninggal dunia, di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Sabtu (31/7/2021).
Kabar duka itu datang dari RSML yang di-posting di ‘WhatsApp Group Muhammadiyah Lamongan’ pada Sabtu: “Inna lillahi wa inna illaihi rajiun. Telah wafat tadi pagi jam 05.30 Ibu Hj Indah Soraya binti KH Muhtar Mastur di RSML. Malam ini jam 20.10 menyusul suaminya Gus Amirul Mu’minin bin KH MA Muhtar di RSML. Semoga keduanya husnul khatimah.”
Dzulkifli, adik kandung Indah Soraya menyampaikan kalau kakaknya masuk RSML sejak tanggal 25 Juli 2021 karena terpapar Covid 19.
“Pagi harinya Mbak Indah masuk RSM Lamongan, kemudian siangnya disusul Mas Amirul,” ungkap aktivis sekolah kader IPM Lamongan era 1990-an ini.
Dzulkifli menjelaskan, tak sampai sepekan dirawat di RSML, kedua kakaknya itu meninggal dalam sehari dengan rentang waktu 15 jam.
“Mbak Indah Soraya wafat terlebih dahulu pada pukul 05.30 WIB dan dimakamkan pukul 10.15 di Desa Turi. Sedangkan suaminya Amirul Mu’minin atau Gus Amirul wafat pukul 20.10 WIB dan dimakamkan di sebelah makam istrinya sekitae pukul 24.00 WIB di Turi Lamongan,” ungkap lulusan ITS Surabaya ini.
Biografi Indah Soraya
Indah Soraya lahir di Lamongan pada tanggal 29 Juni 1967. Ia putra KH Muhtar Mastur tokoh pembaharu Muhammadiyah Lamongan. Kakeknya KH Mastur adalah tokoh Pengurus Besar NU di era tahun 1960-an.
KH Muhtar Mastur pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lamongan Kota (1963-1967), Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan (1967-1970), dan Anggota Majelis Tarjih PDM Lamongan (1990-1995).
Di mata orang-orang Muhammadiyah, Muhtar Mastur dikenal sangat keras dalam memberikan ceramah-ceramah atau pengajian. Ketika sudah aktif di Muhammadiyah, ia tak segan-segan ‘mengkafirkan’ orang-orang yang tak sepaham dengan Muhammadiyah. Ia juga amat tegas dalam mendorong pemikiran keagamaan agar selalu mengacu pada al-Quran dan as-Sunnah.
Indah Soraya mendapat pendidikan agama yang sangat kuat dan ketat dari ayahnya Muhtar Mastur, seorang Hakim Pengadilan Agama Lamongan.
Saudaranya sebanyak delapan yaitu Solichin, Taufiqurrahman, Rofi’udin, Mundziah, Dzulkifli, Edi Faizin, dan Yusron.
Indah Soraya menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Lamongan, SMP Darussalam Cerme Gresik. Kemudian melanjutkan ke SMPP Lamongan (sekarang SMAN 2 Lamongan). Jenjang sarjananya ditempuh di STIT Muhammadiyah Lamongan. Sedangkan pascasarjananya Magister Manajemen ditempuh di UM Jakarta.
Setelah tamat kuliah ia menjadi guru TK Aisyiyah Lamongan. Ia diangkat sebagai PNS Depag (Kemenag) Lamongan sebagai salah seorang staf. Kemudian dipindah menjadi guru dan selanjutnya menjadi Kepala Raudhatul Athfal (RA) Perwanida. Saat ini menjadi Korwas RA Kemenag Lamongan. Raudhatul Athfal adalah TK di lingkungan Kemenang.
Indah Suraya adalah aktivis Nasyiatul Aisyiyah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah Jetis Lamongan, Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Lamongan Kota, kemudian menjadi salah satu anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Lamongan.
Ia menjabat sebagai Ketua IGRA (Ikatan Guru Raudhatul Athfal) Lamongan. IGRA adalah organisasi profesi yang merupakan pembinaan dan kerjasama antara kepala dan guru Raudhatul Athfal untuk menyamakan visi, misi dan persepsi dalam penyelenggaraan pendidikan prasekolah di lingkungan Kementerian Agama.
Indah Soraya juga sebagai salah satu penulis buku-buku TK–PAUD di Lamongan. Ia banyak memberikan motivasi kepenulisan kepada kepala RA maupun gurunya.
Dari perkawinannya dengan Amirul Mu’minin dia dikaruniai tiga anak. Yaitu Dr Nicky Estu Putu Muchtar SPd SPdI MPd Pyan Putra S Amin Muchtar SE MSc; dan Muhammad Muchtar Al Amin.
Menurut Zumrotun Nisa’ Zen—Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Lamongan—Indah Soraya adalah aktivis tulen. Ia sangat tegas seperti ayahnya KH Muhtar Mastur.
“Dek Indah itu orangnya tegas. Kuat memegang prinsip dan tidak banyak cakap, serta penyabar,” jelas aktivis wanita Lamongan sejak muda ini.
Biografi Amirul Mukminin
Amirul Mu’minin lahir di Desa Turi Lamongan pada tanggal 6 Mei 1965. Ia putra kedua dari KH Muhammad Abdullah Muchtar.
Amirul dibesarkan di lingkungan Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA), sebuah pesantren yang didirikan ayahnya dan kini diteruskan oleh adik-adiknya. Sekilas SPMAA bisa baca Aku Anak Stasiun
Amirul Mu’minin menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Turi dan SMP Negeri Lamongan. Kemudian melanjutkan ke SMPP Lamongan (sekarang SMAN 2). Jenjang sarjananya ditempuh di IKIP PGRI Lamongan. Sedangkan gelar Magister Manajemen diperoleh dari UM Jakarta. Saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir di Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Saudara Amirul Mukminin sebanyak 20 orang. Dari dua ibu. Ibu pertama 10 saudara dan ibu kedua 10 saudara.
Amirul Mu’minin yang biasa dipanggil Gus Amir adalah aktifis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Lamongan. Ia dikenal sebagai tokoh LSM sejak muda. Reputasinya dikenal ditingkat nasional bahkan internasional.
Dalam keseharian, Gus Amirul menjalankan puasa Daud, sehari berpuasa sehari berbuka. Sejak lama dia juga tidak makan nasi. Selain tirakat makan, Gus Amirul juga pernah melakukan laku orang kecil, yakni mbecak. Seperti terekam dalam tulisan: Ngaji Laku Mbecak
Berbagai kegiatan sosial didirkan oleh Gur Amriru, selain mendirikan asrama di SPMAA, dia juga mendirikan Masjid KH Muchtar di Jetis Surabaya, Yayasan Walsama di Ketintang Surabaya, dan Vila Durian Doa Yatim Sejahtera, Pacet, Mojokerto.
Cita-Cita Membuat Buku Biografi Mertunya
Beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19, Gus Amirul berkeinginan membuat buku biografi mertunya KH Muchtar Mastur. Keinginan itu sangat kuat agar jejak dakwah mertuanya diketahui masyarakat umum. Ajarannya bisa dilanjutkan generasi yang akan datang.
Motivasi kuat Gus Amirul membuat buku biografi KH Muchtar Mastur mertuanya itu, setelah ia membaca tulisan biografi KH Muhtar Mastur, Kamus Quran-Hadits Berjalan yang dimuat di PWMU.CO, Kamis (12/11/2020)
Pasangan suami istri ini, H Amirul Mu’minin SPd MBA MM dan Dra Hj Indah Soraya MM telah menghadap Allah SWT karena wabah Covid-19. Semoga menjadi syahid-syahidah dan ditempatkan Allah SWT dalam surga jannatun naim. Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi fakfu anhu. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post