PWMU.CO – Kolaborasi UMSurabaya-UPN menghasilkan besek cantik Tegaren. Koaborasi itu berlangsung pada kegiatan Aktivitas Pengabdian Masyarakat (Abdimas) di Desa Tegaren Trenggalek, Jumat (16/7/21).
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Arin Setiyowati MA mengatakan saat melakukan obrolan santai secara virtual dengan dosen Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jawa Timur Dra Herlina dan Praja Firdaus N SHub Int membahas progres dan pembagian jobdis program pendampingan.
“Terhitung mulai Januari hingga Juli 2021 kami melakukan pendampingan ke pengrajin besek di Tegaren. Dengan berbasis penelitian mutakhir tentang signifikansi potensi bambu dalam mendongkrak perekonomian warga,” ujarnya.
Kami bertiga, lanjutnya, melakukan pendampingan ke pengrajin besek melalui kreasi besek warna. Besek adala kemasan makanan yang erbuat dari anayaman bambu.
Beri Penyuluhan Inovasi
Arin Setiyowati menjelaskan dalam proses pendampingannya, kolaborasi dari kedua kampus ini memberikan penyuluhan tentang wawasan inovasi besek supaya lebih menarik dan memiliki keunikan.
“Hal tersebut dimaksudkan agar terjadi peningkatan nilai jual dari besek, sehingga selanjutnya mampu memberikan efek pada peningkatan pendapatan pengrajin di Tegaren,” katanya.
Dia memaparkan mengingat Tegaren merupakan produsen terbesar besek. Selain itu, sambungnya, sekitar 95 persen dari masyarakat perempuan memiliki profesi sampingan sebagai pengrajin bambu berupa besek.
“Ada yang sebagai pengepul besek, ada juga penyedia bambunya. Besek-besek tersebut dijual di pasar atau ke tempat oleh-oleh Trenggalek,” jelasnya.
Ongkos Produksi Naik
Ketua tim program Herlina mengungkapkan beberapa tahun terakhir ada penurunan minat warga untuk menjadi pengrajin besek karena nilai jual tidak sebanding dengan ongkos produksi yang harus mereka keluarkan, baik modal, tenaga (labour) dan waktu.
“Sehingga berangkat dari kondisi tersebut, saat ini inovasi besek yang masih digarap pengrajin hasil pendampingan tim kami masih memainkan variasi warna dan pita untuk menambah kesan manis dan menarik pembeli,” jelasnya, Rabu (28/7/21).
Ke depan, lanjutnya, untuk iuran 100 perseen dari kegiatan Abdimas kami akan mengembangkan besek dengan pewarnaan menggunakan teknik decoupage dengan menggunakan cat khusus. Selain dengan tambahan motif pada besek, variasi mika juga akan dibuat untuk semakin membuat menarik dan unik besek sehingga bisa meningkatkan nilai jual.
Sambutan Kepala Desa
Kepala Desa Tegaren Heri Supriyanto menyambut baik kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh kolaborasi dua kampus tersebut pada pengrajin besek.
“Kami sangat terbantu melalui penyuluhan dan pendampingan ke pengrajin dalam mengkreasikan besek warna sehingga dapat meningkatkan nilai jual komoditas besek baik di pasaran internal maupun di luar Trenggalek,” ungkapnya. (*)
Penulis Arin Setiyowati. Editor Ichwan Arif.