PWMU.CO – Cara sindikat narkoba memangsa korban ternyata sangat halus. Bahkan superhalus. Dan korbannya pun tak pandang bulu. Seorang jamaah sebuah masjid pun bisa terjebak untuk mengonsumsi narkoba.
Kisah itu disampaikan Ustadz Muhammad Arifin saat menjadi pembicara dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid Attaqwa WSI, Menganti, Gresik, Ahad (4/12) lalu. (Berita terkait: Curhat Seorang Ibu Peserta Pengajian tentang Anaknya yang Kecanduan Narkoba)
Arifin menceritakan, kejadian ini bermula saat berlangsung iktifaf bulan Ramadhan, di salah satu masjid Surabaya. Dalam iktikaf itu banyak jamaah yang oleng (tidak kuat). Di saat itulah seseorang melakukan modus dengan menawari sebuah suplemen. Orang itu bercerita bahwa kalau puasa dia tidak pernah merasa lapar dan haus karena minum suplemen.
“Akhirnya jamaah tertarik. Setelah itu dia diberi (gratis). Begitu dikonsumsi, dia merasa segar dan berkeringat. Merasa seperti tidak punya rasa lapar dan dan rasa haus,” kata Arifin. Akhirnya jamaah itu ingin meningkatkan lagi. “Pak suplemen yang diberikan kemarin itu luar biasa. Saya bisa minta lagi?” kata Arifin menirukan jamaah tersebut. “Sunatullah puasa itu ya lapar, ya haus. Tapi karena mengonsumsi suplemem berisi zat psikotropik, maka jadi tidak terasa,” jelasnya.
Arifin menceritakan kejadian itu untuk menunjukkan betapa modus sindikat narkoba bermacam-macam, termasuk dengan cara yang halus. Mula-mula para (calon) korban dipancing dengan berbagai bentuk narkoba yang tersamar, seperti suplemen atau permen. “Tapi setelah kecanduan, mereka harus beli. Narkoba ini memang soal bisnis,” tegasnya.
(Baca juga: Selamatkan Generasi Muda dari Narkoba, Fortasi Gandeng Petinggi Kepolisian)
Penyuluh BNN Terbaik Nasional Tahun 2010 ini mengingatkan para orang tua agar betul-betul mengawasi anak-anaknya. “Kasihan kalau sudah kecanduan narkoba. Kalau tidak ada uang, mereka bisa menghisap lem. Banyak pula yang ‘memanfaatkan’ limbah atau sisa asap pengguna narkoba. Bahkan ada yang menyuntikkan air kencingnya dalam tubuh.”
Di hadapan ratusan jamaah pengajian, Ketua Lembaga Dakwah Khusus PWM Jatim ini menguraikan panjang lebar tentang bahaya narkoba bagi generasi bangsa. “Bukan hanya remaja, narkoba sudah merata dikonsumsi oleh berbagai profesi dan strata sosial.”
Master agama itu juga menjelaskan bagaimana teknik peredaran narkoba dilakukan. “Kini semakin canggih. Bahkan ada yang memasukkannya ke dalam tubuh sehingga tidak terdeteksi alat.” Ditemukannya narkoba dalam tiang pancang impor di Jakarta beberapa waktu lalu juga menjadi sorotan Arifin. (MN)