PWMU.CO – Dirigen terbaik Smamda Nadia Malva Islami, wafat bersama anak dalam kandungannya yang berusia delapan bulan. Syahid melawan Covid-19.
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) kembali berduka. Salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia. Bukan guru, bukan karyawan, tapi seorang alumnus tahun 2014. Dialah Nadia Malva Islami, yang wafat pada Jumat (30/7/21).
Malva meninggal setelah terpapar Covid-19 dan dirawat cukup lama di rumah sakit. Dia pergi bersama anak dalam kandungannya yang sudah berusia delapan bulan. “Malva sempat dicarikan donor plasma konvalesen, tapi Allah lebih dulu memanggil bersama anak dalam kandungannya,” terang Riana Wulaningrum, guru Bimbingan Konseling (BK) Smamda yang banyak berinteraksi dengan Malva.
Dikenal lincah, ceria, tegas selalu sopan serta santun terhadap guru membuat Malva memiliki banyak teman dan disayangi guru. Keahliannya adalah menyanyi. “Suka melatih ibu-ibu Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Candi dengan penuh semangat,” lanjut Ketua Ranting Aisyiyah istimewa Perumahan Mutiara Citra Graha (MCG), Candi, Sidoarjo.
Malva memang aktif di Paduan Suara (Padus) Smamda Voice. Bahkan Malva meletakkan berbagai aturan yang menjadi tradisi Smamda Voice hingga hari ini. “Dulu sekali, saat saya masih jadi tim tata rias dan busana Padus, dia selalu bawakan tas make-up, selalu minta diajari make-up sendiri supaya bisa mandiri jika ada kegiatan atau lomba-lomba,” tegas Bunda Ria, panggilan Riana.
Malphee, Sosok yang Ceria
Malva paling senang dipanggil Malphee oleh para teman akrabnya. Sosok ceria pembangun suasana, lembut hatinya, juga selalu peduli dengan teman teman dan sekitarnya. Demikian diungkapkan Hurin Mazaya, adik tingkatnya di Smamda dan pernah menjadi ketua Smamda Voice. “Paling berkesan dari Mbak Malphee yaitu sangat dekat dengan teman-teman. Sampai setiap orang punya panggilan akrab masing-masing seperti keluarga,” tutur Hurin.
Menurut Hurin, Malva masih menjalin sangat erat hubungan silaturahmi dengan teman-teman, adik-adik kelas, sampai dengan terakhir masa hidupnya. “Almarhumah juga cukup aktif di sosial media untuk sekadar menyapa dan berbagi cerita pada teman teman. Tidak jarang berdiskusi banyak hal dan berbagi pengalamannya,” kenang Hurin.
Zaman dulu Malphee mesti ke mana-mana paling heboh, paling seneng kalau waktunya siap-siap, nyetrika kostum saat lomba provinsi. “Semua teman-teman sangat merasa kehilangan sosoknya yang ceria penuh cerita dengan pembawaannya yang sangat khas dan melekat, tawanya, hebohnya, bijaknya,” tukas Hurin.
Dirigen Terbaik
Nadia Malva Islami merupakan siswa Smamda yang aktif dalam kegiatan bidang seni, khususnya paduan suara. “Selama aktif di Smamda, Malva selalu mengikuti seluruh lomba yang diikuti oleh Smamda Voice, baik lomba tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Semuanya memperoleh penghargaan,” demikian kata Joeliarto Joedi Wahjono, pembina Smamda Voice.
Pria yang akrab dipanggil Papa Yudi itu menambahkan, bukan hanya paduan suara saja yang mendapat penghargaan, namun Malva sendiri dalam lomba di ajang Pekan Seni Pelajar tingkat provinsi juga mendapat predikat dirigen terbaik.
“Malva selalu ikut dalam kegiatan paduan suara saat Smamda Voice mendapatkan undangan, baik dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, yakni di Gedung Negara Grahadi, maupun dari Muhammadiyah,” papar guru kesenian Smamda ini.
Diajak Foto Ibu-ibu
Ada kesan yang menarik bagi Malva sendiri, bahwa saat mengisi acara Aisyiyah di Surabaya, ibu-ibu dari luar kota bahkan luar pulau banyak yang ikut foto bersama dengan Smamda Voice yang saat itu dirigennya adalah Malva.
Padahal posisi Smamda Voice sedang bernyanyi, namun ibu-ibu silih berganti nyerobot masuk barisan paduan suara untuk mendapatkan kenang-kenangan foto bersama tim padus. “Apalagi saat itu yang dirijen adalah Malva dengan gaya dan ciri khasnya, yang selalu menyemangati anggotanya bahkan memukau ibu-ibu Aisyiyah sehingga banyak yang ikut bernyanyi,” tambah Yudi.
Semua teman-temannya yang mengenal Malva pasti bilang Malva itu pintar, supel, luwes, dan baik. Kalau melakukan sesuatu selalu totalitas dan berusaha yang terbaik serta selalu menuntaskan apa yg dia mulai. “Semangat belajarnya tinggi, keingintahuannya juga tinggi, minatnya luas. Sehingga sangat layak kalau mendapat penghargaan dirigen terbaik dari Provinsi Jawa Timur,” kenang Yudi.
Malva sangat sayang kepada keluarga, terutama bapaknya. Namun setelah bapaknya meninggal dunia, dia merasa harus mengisi peran bapaknya di keluarga karena dia anak pertama.
Kesan luar biasa lainnya juga datang dari Hariyanta, guru Sosiologi Smamda. Sebagai siswa jurusan IPS, Malva pasti bertemu dengan Hariyanta. “Dia dalam mengikuti pembelajaran paling rajin, aktif, disiplin, dan santun,” terang guru yang selalu jadi inspirasi ini.
Malva sangat hormat dengan semua guru dan baik dengan semua temannya. Dia juga sangat aktif kegiatan ekskul, tapi tetap berprestasi baik di bidang akademis maupun ekskulnya. “Walaupun sudah alumnus, tapi masih sering memberi salam dan mendoakan para gurunya,” sambung Hariyanta.
Jiwa Pemimpin Dirigen Terbaik Tingkat Jatim
Lain lagi pandangan yang disampaikan kepala Smamda Sidoarjo Wigatiningsih MPd. Menurutnya, Malva merupakan sosok anak cerdas dan bertalenta. Terbukti secara akademik nilainya baik dan hobinya tidak mengganggu akademisnya.
Malva, kata Wigati, juga mampu bekerja sendiri dan bekerja sama dalam tim. Terbukti semua tugas di sekolah tidak pernah tertinggal dan tetap bisa berorganisasi di sekolah. “Memiliki jiwa pemimpin, sehingga mampu memimpin paduan suara sebagai dirigen, dan menjadi dirigen terbaik di tingkat Jatim,” tutur Wigatiningsih.
Malva juga supel dan suka bergaul, terbukti sangat periang dan temannya banyak. Rendah hati dan santun, serta tidak pernah menunjukkan bahwa dia menonjol dibanding yang lain. Walaupun berprestasi dia sangat santun pada semua guru. “Menyenangkan mengajar Malva, banyak bertanya dan membuat ceria,” tutur pendekar Tapak Suci ini.
Setamat Smamda tahun 2014, Malva kuliah di Universitas Airlangga (Unair), mengambil Jurusan Hubungan Internasional (HI). Dia lulus tahun 2018. Malva kemudian menikah dengan Lukman Yassir Amal. Malva wafat saat usia kandungannya berjalan delapan bulan. Dia pergi bersama anaknya yang ada dalam kandungan. Selamat jalan dirigen terbaik. Semoga Allah memberikan tempat kembali yang terpuji lagi mulia. Insyaallah engkau syahid. (*)
Penulis Moh Ernam. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.