PWMU.CO – Sebagai pedoman hidup umat manusia, ayat-ayat Al-qur’an banyak sekali memuat isyarat atapun informasi. Dari sana, menurut Nadjib Hamid tersirat adanya budaya jurnalistik yang termaktub dalam mukjizat terakhir umat Islam tersebut. Salah satunya dalam Qur’an Surat (QS) Al-Qalam.
”Pada ayat pertama Al-Qalam berbunyi Nuun walqolami wamaa yasthuruun. Ayat itu mengandung makna pentingnya menulis yang disimbolkan oleh sumpah Allah SWT pada pena,” kata Nadjib saat menyampikan materi Muhammadiyah Citizen Jurnalism (MCJ) PRM Penanggungan, Klojen, Malang, Sabtu (3/12) lalu.
(Berita terkait: Bersama LIK PWM, HQ Center Gembleng Jurnalis Dakwah dan Rp 25 Juta Plus Studi S2 ke Taiwan untuk Peserta Terbaik Muhammadiyah Citizen Journalism Training)
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini pun menjelaskan, aktivitas menulis itu bukan tentang pintar atau tidaknya. Akan tetapi menulis itu adalah kultur. ”Karenanya, kita harus membudayakan untuk menulis,” pesannya di hadapan 40 peserta yang semuanya adalah kader Muhammadiyah dan disiapkan khusus untuk menjadi jurnalis media-media milik Persyarikatan Muhammadiyah.
Menulis, lanjut Nadjib sudah seharusnya dijadikan prioritas bagi setiap muslim. Karena hanya dengan menulis kebenaran suatu kabar dapat disampaikan. Terlebih, untuk menagkis isu-isu negatif yang berkembang masyarakat. ”Kader jangan hanya pinter nulis, namun harus ada tanggung jawab terhadap dakwah,” tambahnya.
Kegiatan MCJ secara resmi dibuka oleh Nugroho, Ketua PRM Penanggungan. Nugroho dalam kesempatan itu menegaskan, informasi atau berita harus basyiron wa nadziro (kabar gembira dan peringatan). ”Karena salah satu tujuan dari informasi itu sendiri adalah menggembirakan bagi penerima kabar,” ujarnya.
Selain Nadjib, MCJ yang diadakan di Home Stay “Sumber Urip” Batu juga menghadirkan beberapa orang narasumber. Di antarnya anggota LIK PWM Jatim, Fikih Arfani (LKBN Antara), Arif Santoso (Korlip Jawa Pos Group dan beberapa pemateri handal lainya. (ahmad/aan)