PWMU.CO – Cabut susuk pengasihan menjadi salah satu pengalaman relawan MCCC Kabupaten Pasuruan ketika membantu warga masyarakat selama berlangsung wabah Covid-19 ini.
Kisah ini diceritakan Khusnul Abidin, Plt Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/8/2021).
Dia menuturkan, panggilan permintaan pelayanan terus berdatangan selama wabah ini. Pada Sabtu (14/8/21) sore datang panggilan. Anggota WA group MCCC Kabupaten Pasuruan melaporkan ada pasien yang membutuhkan bantuan.
Pasien itu Suryadi, pengemudi ojek online (ojol). Rumahnya di Bangil. Kondisi sakitnya parah disertai sesak nafas. Tim relawan MCCC yang saat itu bertugas, Khusnul Abidin, Himamul Faa’iq, dan Amri Ramadhani, segera menyiapkan peralatan dan mobil.
Setelah shalat Magrib, tim relawan MCCC dengan mengendarai mobil Kijang kapsul langsung bertolak dari kompleks Masjid al-Jihad, Kejapanan, menuju rumah pasien di Bangil.
Sampai di tujuan, ternyata di rumah itu sudah ramai sopir ojol, teman-teman pasien, yang setia menjaga. Mereka menyambut kedatangan tim relawan dengan hangat. Tim relawan dipersilakan masuk kamar pasien yang didalamnya sudah berjajar enam tabung oksigen kecil berisi satu kubik dan 2 tabung oksigen besar berisi 6 kubik. Slang oksigen sudah terpasang di hidung pasien.
Di dalam rumah sudah hadir tim perawatan pasien MCCC, yaitu Nina Mekarsari dan Nani Qomariah Batubara. Berdasar hasil observasi keduanya menunjukkan, pasien sesak nafas sejak 30 Juli 2021. Berarti sudah lebih dari dua pekan. Hasil swab, pasien dinyatakan negatif Covid-19.
”Dokter juga sudah datang memeriksa kondisi pasien Suryadi, tapi masih belum ada tanda-tanda pasien akan membaik,” tambah Ramanda Abidin, panggilan dia di Hizbul Wathan.
Ketika pasien menceritakan kondisi sakitnya, ada pengakuan yang mengagetkan tim MCCC. ”Pak Suryadi mengaku pernah memasang susuk pengasihan dalam tubuhnya,” cerita Abidin.
Tim MCCC kemudian berbicara dengan Suryadi supaya dia setuju cabut susuk dari tubuhnya untuk meringankan beban sakitnya. Suryadi sepakat. Maka Abidin mengumpulkan tim relawan dan teman ojol yang hafal bacaan al-Quran di ruang tamu.
Bersama-sama mereka membaca surat al-Ikhlas, ayat kursi, doa ma’tsurat. Lalu doa minta pengampunan dengan khusyuk. ”Alhamdulillah atas izin Allah swt keluarlah benda susuk yang ada dalam tubuh pasien pada pukul 21.15,” cerita Abid.
Setelah pencabutan susuk berhasil, kondisi pasien mulai ringan. Tim MCCC pamit meninggalkan rumah pasien dengan meminta kebaikan untuk kesembuhan penyakitnya.
”Pagi harinya, Ahad (15/8/21) kami mendapatkan kabar, Pak Suryadi telah meninggal dunia,” tutur Abid, ayah dari Reza Rezi ini.
Menurut Abid, ini sebuah pengalaman yang sangat berarti bagi tim MCCC Kabupaten Pasuruan. Menangani sesuatu di luar dugaan. Bersyukur kepada Allah berhasil ditangani juga. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto