PWMU. CO – Tidak seperti ujian pada umumnya, ujian akhir semester (UAS) praktik mata pelajaran Tataboga di SMP Muhammadiyah 4 Maduran Lamongan yang dilaksanakan Sabtu (10/12) pagi, punya rasa yang berbeda. Tak tampak nuansa ujian. Yang ada justru suasana kompetisi antarpedagang makanan ringan.
Kepada pwmu.co (Media Muhammadiyah Jatim) guru pengampu mata pelajaran Tataboga Moh Syobil Birri SPd menjelaskan bahwa ujian praktik ini dibuat beda. Sebab ada unsur pemasaran di dalamnya. “Ada empat tahapan yang harus dilalui oleh para peserta dalam ujian praktik ini. Memasak, menyajikan untuk dinilai juri, menjajakan hasil karya kuliner itu kepada para guru dan siswa MIM Pangkatrejo, dan membuat laporan berisi resep, anggaran, dan dokumentasi.”
(Baca: Lewat WhatsApp, Para Alumni Galang Dana untuk Almamater)
Syobil mengatakan bahwa ia sengaja mengadakan ujian praktek seperti itu untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dan kreatif menciptakan produk kuliner. “Sekaligus agar mereka belajar kewirausahaan.
Saat mengikuti ujian paraktik ini, siswa-siswi sekolah yang terletak di Desa Pangkatrejo itu dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10-13 anak. “Setiap kelompok membuat makanan atau minuman sesuai materi yang sudah diterimanya selama satu semester ini,” ujar Syobil. Ujian ini melibatkan semua kelas, yaitu kelas VII-IX.
“Dalam durasi waktu 2 jam, mereka harus menyelesaikan masakannya. Setelah itu guru pengampu dan beberapa guru menilai hasil masakan mereka berdasarkan rasa, kemasan, dan harga jual yang bisa bersaing di pasar,” jelas guru yang masih bujang itu. Syobil tak menyangka, ternyata anak-anak didiknya mahir membuat tahu bulat, brownis, stik keju, bihun sosis, atau bola-bola ubi isi coklat.
Kepala Sekolah SMPM 4 Maduran Imro’atun Ma’rufah SS menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi siswa-siswinya.”Di samping dapat belajar mengembangkan kemampuan memasak, kegiatan ini juga bisa menumbuhkan jiwa enterpreneur mereka. Semoga program ini mampu membimbing siswa untuk lebih kreatif dan inovatif, khususnya pada bidang tataboga.”
Putri Nasiroh, salah satu peserta Kelas IX menyambut positif kegiatan ini. “Praktek tataboga ini dapat menambah ketrampilan saya dalam membuat jajanan. Ke depan, semoga kami bisa berwirausaha sendiri,” kata dia. (MN)