PWMU.CO – Ikuti tiga spirit hijrah ini jika Pemuda Muhammadiyah Situbondo ingin maju. Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Ahmad Busairi MPdi, Rabu (18/8/2021).
Dia menyampaikannya saat menjadi pemateri pada pengajian rutin yang digelar secara virtual oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Situbondo. Pengajian kali ini mengangkat tema Spirit Hijrah Generasi Berkemajuan di Era Pandemi.
Menurut Ahmad Busairi semua harus bersyukur bisa memasuki bulan Muharam 1443. Bulan ini identik dengan hijrah dan bulan Muharam ini adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah swt selain bulan Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.
“Identik juga dengan hijrah perjalanan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin dari kota Mekah ke kota Madinah. Namun banyak hal yang harus kita ketahui dari banyaknya orang-orang yang sudah mengetahui bahwasanya memaknai hijrah ini dari yang tidak baik menjadi lebih baik,” ujarnya.
Berani dan Rela Berkorban
Ada tiga hal yang sangat penting terkait hijrah yang bisa diambil pelajarannya. Pertama adalah berani berkorban untuk rasulullah dan agama. Sejarah dari hijrahnya rasulullah itu diawali ketika Ali bin Abi Thalib berani menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya. Ini merupakan salah satu memaknai spirit hijrah.
“Maknanya sekarang Pemuda Muhammadiyah harus rela berkorban baik harta, tenaga, pikiran dan nyawa. Banyak kaum muslimin ketika hijrah itu rela berkorban meninggalkan keluarganya yang tidak ikut berhijrah. Kemudian meninggalkan rumahnya dan harta bendanya,” ungkapnya.
Pemuda Muhammadiyah Situbondo, lanjutnya, harus rela berkorban waktunya demi memikirkan bagaimana dapat berkembang, maju dan banyak yang mengikutinya.
“Selanjutnya rela berkorban harta. Jadi kalau kita ini berkorban harta pasti ujiannya mikir-mikir. Harta yang mau di korbankan, diinfaqkan dan dishadaqahkan kadang kala kalau dibuat berbisnis juga masih mendapatkan keuntungan. Jadi tidak hijrah lillahi taala di dalam berinfaq dan bershadaqah,” jelasnya.
Sabar Hadapi Ujian dan Rintangan
Kedua, sambungnya, kita harus bersabar. Dalam spirit hijrah ini ketika Rasulullah ditemani oleh Abu Bakar saat dikejar oleh kaum Quraisy bersembunyi di gua Tsur dan hampir ketahuan.
“Namun di depan Gua Tsur atas izin Allah kata Rasulullah kepada Abu Bakar, yaa Abi Bakr laa takhaf wa laa tahzan innaalllaha ma’ana. Jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya kita ini bersama Allah,” jelasnya.
Kesabaran yang kedua ketika Rasulullah tidur dengan pulas dipangkuan Abu Bakar. Pada saat itu pula Abu Bakar digigit ular berbisa. Abu Bakar tidak berani membangunkan Rasulullah hingga meneteskan air mata.
“Abu Bakar itu sabar menahan ujian digigit oleh seekor ular berbisa. Ini semua dilakukan untuk menjalani perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah,” tambah Guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini.
Pemuda Muhammadiyah pasti mempunyai ujian dan rintangan, maka kita harus sabar. Contohnya di tolak undangan pengajiannya oleh teman-teman yang dikenal.
“Berdakwah itu tidak mudah dan tidak gampang. Maka dari itu ada beberapa hal di dalam berdakwah yang lebih manjur itu berdakwah bil-hal dengan cara kita,” urainya.
Bermitra dengan Lazismu
KH Ahmad Dahlan, menurutnya, sudah memberikan contoh dengan spirit surat al-Maun. Kalau kita mau berdakwah seperti beliau Insyaallah Pemuda Muhammadiyah akan berkembang dan akan mendapatkan simpati dari masyarakat luas.
“Misalnya setiap satu bulan atau dua bulan sekali mengadakan kegiatan bakti sosial dengan menggandeng Lazismu. Masukkan proposal kegiatan dan dana tersebut nantinya bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar. Dan kegiatan ini dapat dilakukan ditempat yang minoritas Muhammadiyah,” paparnya.
“Bisa dilakukan dengan cara memberikan sembako. Maka gerakan-gerakan Muhammadiyah yang dilakukan itu dapat menangkal gerakan kristenisasi. Jika kita tidak melakukannya maka akan mustahil Pemuda Muhammadiyah bisa berkembang,” imbuhnya.
Apalagi sekarang di masa pandemi Covid-19. Banyak di masyarakat, tetangga dan saudara kita membutuhkan sentuhan. Bukan hanya sentuhan ucapan tetapi yang paling penting adalah sentuhan kebutuhan pokok.
“Kalau sentuhan kebutuhan pokok itu kita lakukan maka Insyaallah Pemuda Muhammadiyah Situbondo makin banyak anggotanya dan semakin diminati masyarakat,” tegasnya.
Memberikan yang Terbaik
Ketiga, lanjutnya, Pemuda Muhammadiyah harus siap memberikan yang terbaik. Memberikan sesuatu kepada saudara kita tanpa mereka minta.
“Ketika kaum Muhajirin (kaum yang berhijrah) ke Madinah, mereka disambut oleh kaum Anshor (kaum yang menolong) dengan cara memberikan separuh hartanya yang mereka miliki untuk saudara-saudaranya,” kisahnya.
“Maka ini merupakan dampak dan efek seseorang yang rela berkorban meninggalkan keluarganya, hartanya, rumahnya dan bersabar. Maka Allah membalasnya melalui kaum Anshor,” terangnya.
Begitu juga gerakan Pemuda Muhammadiyah. Kalau gerakannya didasari siap berani berkorban baik harta, pikiran, maupun jiwa dan bersabar didalamnya, maka Insyaallah semuanya akan dibalas oleh Allah swt.
“Ketika kita sudah melaksanakan khitanan massal, apakah kita sudah menanyakan kabar anak tersebut dan mendatangi rumahnya pasca khitanan. Solusinya ketika sudah batas waktu maksimal satu pekan, maka paling tidak kita berjunjung ke rumahnya dengan memberikan sembako atau alat tulis untuk sekolah. Ini akan berdampak postif untuk kita kedepannya,” pesannya. (*)
Penulis Pandu Anom Nayaka. Editor Sugiran.