PWMU.CO – Ketua PCI TS Sudan Buktikan Tapak Suci Mendunia. Pagi (26/8/21) itu, siswa Berlian School kompak memakai setelan seragam Tapak Suci yang bernuasa merah. Begitu pula ustad(zah) Berlian School dan bintang tamu spesial dari Sudan yang hadir di kelas virtual tersebut.
Para siswa tampak antusias menunggu pemaparan “Tapak Suci is Inspirational Sport” oleh Ketua Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Tapak Suci (TS) Sudan Muhammad Fajrul RS.
Sebelum itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Nur Hamidah SPd menyatakan, Guest Teacher kali ini menandai pembukaan ekstrakurikuler tahap kedua di SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School).
Selain Tapak Suci, ada semblan alternatif ekstrakurikuler—biasa disebut program Olaharaga, Seni, dan Teknologi (OST)—lainnya. Yaitu musik, qiraah, handycraft, story telling, japanese, robotik, tari, melukis, dan desain grafis.
Dia menegaskan, Tapak Suci merupakan salah satu ikon Berlian School. “Jadi anak-anak semua (yang ikut Tapak Suci) menggambarkan Berlian School,” ungkapnya.
Tapak Suci Mendunia
Kepada 141 siswa yang bergabung melalui Zoom dan Facebook, Fajrul menerangkan sejarah dan keorganisasian Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau yang populer dengan sebutan Tapak Suci itu.
“Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah,” jelas mahasiswa di International University of Africa tersebut.
Fajrul juga mengajak siswa untuk melestarikan motto Tapak Suci ‘Dengan Iman dan Akhlak Saya Menjadi Kuat, tanpa Iman dan Akhlak Saya Menjadi Lemah’. Dia lantas menyatakan bangga karena Tapak Suci sudah mendunia. “Tapak Suci ini menyebar ke seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia!” terangnya.
Menurut Fajrul, olahraga Tapak Suci berbeda dengan olahraga lainnya. Sebab, tidak hanya mengajarkan dan mengedepankan aspek fisik. “Tidak hanya fokus pada kekuatan, Tapak Suci penuh dengan nilai-nilai di dalamnya. Ada nilai kesehatan, budaya, sosial, dan kewarganegaraan,” ucap dia.
Kemudian dia menegaskan, salah jika menganggap Tapak Suci hanya untuk beladiri saja. “Di situ banyak nilai-nilai yang belum kita ketahui,” ungkap mahasiswa kelahiran Kutai Raja, Aceh itu.
Praktik Tujuh Teknik Dasar
Fajrul pun mengenalkan ciri khas Tapak Suci. Yaitu tujuh teknik dasar yang meliputi, hormat Tapak Suci, teknik kuda-kuda, teknik sikap pasang, teknik arah, teknik langkah, teknik pukulan, dan teknik tendangan.
Tak menunggu lama, seluruh siswa langsung berdiri. Tampak di layar, mereka bersiap mengikuti arahan mahasiswa yang pernah menyabet juara I lomba Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat provinsi Aceh cabang Seni Daerah itu.
Pertama, dia mengenalkan sikap Tapak Suci yang diawali dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada. “Tangan kanan dan kiri diangkat bareng-bareng. Tangan kanan di depan, tangan kiri di belakang. Kalau ada aba-aba ‘Sikap Tapak Suci, grak!’ tangan langsung ke atas!” tuturnya.
Fajrul lalu mengajak peserta mempraktikkan hormat Tapak Suci dalam 3 langkah: tangan kiri dijatuhkan, tangan kanan naik, dan ibu jari ditekuk. Hampir seluruh siswa langsung berhasil menirukan. Salah satunya, siswi kelas 3 Korea Selatan Naida Alva Surya Kirana. Usai Fajrul mengulang 4 kali, para siswa bisa menirukan dengan semakin cepat.
Selanjutnya, dia mengenalkan tiga jenis sikap kuda-kuda. Yaitu kuda-kuda tengah, kanan depan, dan kiri depan. Lalu di sambung dengan dia memandu siswa melakukan teknik sikap pasang. “Menggunakan kuda-kuda, tapi tangannya di depan, bisa?” ujarnya.
Setelah itu, dia mencontohkan teknik arah badan lurus ke depan, teknik tendangan, dan teknik pukulan menggunakan tangan. “Kalau pukulan disebut katak melempar tubuh,” jelas peraih juara I World Festival Pencak Silat Seni Open Virtual itu.
Hikmah Belajar Tapak Suci
Tidak hanya teknik dasar yang diajarkan, Fajrul juga menjelaskan manfaat dan tujuan mempelajari Tapak Suci. Salah satunya, bisa menumbuhkan rasa percaya diri. “Jadi yang awalnya tidak PD, dengan Tapak Suci kita bisa jadi lebih percaya diri. Karena saya anak silat, saya anak kuat!” ujarnya.
Selain itu, belajar Tapak Suci juga bisa memupuk dan melatih keberanian, serta menumbuhkan kedisiplinan. Fajrul menuturkan, “Pemegang rekor dunia tujuh kali tak terkalahkan itu dari Tapak Suci, loh!”
Kemudian ia menunjukkan beberapa foto Tapak Suci di beberapa belahan dunia yang menggambarkan Tapak Suci telah mendunia. Misal, di Sudan, Mesir, Aljazair, Pakistan, Almere dan Lebanon.
Saat tiba di foto Fajrul memegang bendera Tapak Suci bersama duta besar Indonesia, siswa-siswa begitu antusias menjawab pertanyaan pemandu acara Nur Hakiky SPd, “Ya anak-anak, pengin nggak foto dengan Pak Dubes di luar negeri?”
Ketika dia memperkenankan para siswa membuka mikrofonnya, mereka langsung menekan tombol raise hand (angkat tangan). Dia lantas mengajak siswa untuk melestarikan Tapak Suci sebagai salah satu budaya Indonesia.
“Kalau kalian pengen, semangat terus ikut Tapak Suci! Belajar Tapak Suci di Indonesia, nanti kita mengembangkannya di luar negeri, seperti Kak Fajrul,” tuturnya menyemangati para peserta.
Berikan Aura Positif
Pada kesempatan diskusi, lebih dari 5 siswa mengangkat tangan secara virtual. Salah satunya, Khalil Gibran. Siswa kelas IV al-Farabi itu melontarkan pertanyaan, “Ikut Tapak Suci harus sampai SMP?”
“Oh, tidak. Tapak Suci itu bisa mulai dari SD/MI, bahkan bisa sampai tua,” jawab Fajrul.
Kemudian dia menerangkan, ada 3 jenjang di Tapak Suci. Pertama, sabuk kuning dengan 4 melati. Kemudian, sabuk biru. Yang terakhir, sabuk hitam yang berarti sudah jadi pendekar.
Ketertarikan peserta pada Tapak Suci juga tampak dari pertanyaan yang Fatin Kayyis Nurkamila Putri AS sampaikan. Siswi kelas II an-Nahl itu bertanya, “Kak Fajrul, perempuan boleh ikutan Tapak Suci?”
Fajrul menegaskan, perempuan boleh ikut Tapak Suci. Mengapa? “Karena perempuan juga harus kuat, harus bisa beladiri. Supaya jika ada kejahatan, kita bisa mengantisipasinya sendiri,” ujarnya.
Pertanyaan terakhir disampaikan siswa yang kerap menyabet juara dalam ajang lomba Tapak Suci. Ialah Azka Nagata, siswa VI al-Battani. “Anak SD bisa nggak Melati 2 ke 3?” tanya Azka yang kini sudah Melati 2.
“_Insyaallah bisa, jadi nanti jika pelatihnya melihat sudah cocok untuk naik ke Melati 3, maka pelatihnya akan menaikkan ke Melati 3. Walaupun masih anak SD,” jawab peraih juara I pencak silat seni Tapak Suci virtual antar Pimda dan Perwil luar negeri itu.
Akhirnya, Fajrul menyimpulkan, “Adik-adik tahu, Tapak suci sangat memberikan aura positif bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya,” ungkapnya.
Karena, lanjut dia, manfaatnya bisa melatih kesabaran, mental, dan konsentrasi. Selain itu, bonusnya dapat membela diri jika ada bahaya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah dan Novia Qurrati Ayunina Editor Mohammad Nurfatoni