PWMU.CO – Siasati Tantangan Belajar Anak dengan Rumus PPKM disampaikan Sayyidah Nuriyah SPsi dalam kegiatan Obrolan Parenting Kekinian (Opak) SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School), Kamis (19/8/21).
Kegiatan virtual tersebut digelar khusus untuk orangtua siswa TK se-kabupaten Gresik yang mengikuti lomba mewarnai, cosplay kostum pahlawanm dan membaca puisi pada Festival Kemerdekaan HUT Ke-76 Republik Indonesia.
Mengawali paparannya, Sayyidah membacakan pantun buatannya:
Jalan-jalan ke pasar naik sepeda
mampir membeli lumpia
berbahagialah Ayah Bunda
karena itu peran yang mulia
PPKM yang Membahagiakan
Sayyidah mengatakan, kebijakan pemerintah Indonesia untuk menangani Covid-19 di Indonesia berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini memiliki tantangan yang luar biasa bagi orangtua yang memiliki anak usia TK dan SD.
“Padahal saat usia itu sangat penting untuk bersosialisasi dan bermain di luar rumah, sehingga sejauh ini PPKM memiliki konotasi yang tidak mengenakkan. Tapi di sini saya ingin menyajikan tips bahagia dari PPKM,” ungkapnya.
Sayyidah kemudian membeberkan empat tips menemani anak belajar yang ia singkat denan ‘PPKM’. Yaitu pahami, penghargaan, komunikasi, dan metode beragam.
Pertama, pahami anak. Penting memahami karakteristik pribadi anak secara menyeluruh.
“Misalnya, orantua belajar memahami rentang konsentrasi anak dalam belajar adalah 15-20 menit, dan memberikan jeda istirahat 10 menit untuk bergerak aktif menstimulasi motorik kasar yang optimal dengan berolahraga dan senam otak sehingga ada perubahan aktivitas,” jelasnya.
Kedua, penghargaan. Memberikan penghargaan yang cukup saat mendampingi anak agar memiliki kepercayaan diri yang cukup dan semangat belajar yang tinggi.
“Penghargaan tidak hanya berupa hadiah mainan atau makanan yang anak-anak sukai, tapi bisa dengan kata-kata untuk mengapresiasi kinerja dan upaya dalam rangka menghargai perjuangan anak serta menyajikan bahasa cinta yang anak inginkan dengan dipeluk, diberi ucapan yang menyenangkan, ditemani waktu bermainnya, didongengi, diajak menari, dan lain-lain,” tambah konselor Berlian School itu.
Ketiga, komunikasi. Membentuk komunikasi yang positif.“Orangtua sebagai sosok orang dewasa bisa memahami dari raut wajah atau ekspresi yang ditampilkan anak kemudian membantu mengkomunikasikannya,” tandasnya.
“Misal ketika ananda rewel, orangtua bisa memberikan waktu sebentar untuk anak meredakan emosinya, Apabila telah reda orangtua memeluk dan mengelus kepalanya sambil memberikan kata-kata yang menenangkan dan menyenangkan ananda,” tambahnya.
Keempat, metode beragam. Cara belajar anak tingkat dasar perlu ada tampilan visual yang anak lihat.
“Ketika menemani belajar anak, orangtua bisa mengajak anak memahami dari video edukasi,” ungkap perempuan yang telah menulis 15 buku antologi itu.
Sayyidah mencontohkan, “Ketika Bunda memasak dan memotong wortel bisa mengajak anak belajar dengan memperkenalkan jumlah dan warnanya.”
Dari ‘PPKM’ itu dia menjelaskan bagaimana kelanjutan tips bahagia agar mampu menerapkannya. (*)
Penulis Waviq Amiqoh Editor Mohammad Nurfatoni