Kelima: Aini Sukriah yang terpilih sebagai Ketua Umum PWNA periode 2016-2020 adalah aktivis kelahiran 15 Agustus 1983. Kegiatan sehari-harinya adalah pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Kediri, Jl Penanggungan nomor 5 Kota Kediri. Pengampu mata pelajaran al-Islam & ke-Muhammadiyah-an ini tercatat di Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK): 4147761662300013.
(Baca: Ketua PWM Saad Ibrahim: Gus Ipul Pantas Jadi Ketua Muhammadiyah Jatim)
Keenam: Rentang suara terbanyak dan tersedikit yang diraih calon formatur ternyata pada angka 270. Sebab Ummu Sulaim yang tercatat sebagai peraih suara terbanyak dengan 292, sementara suara peraih suara terbuncit adalah 22. Yaitu, atas nama Erlin Puspitasari. 292 dikurangi 22, berjumlah 270.
Ketujuh: Penentuan Ketua Umum PWNA 2016-2020 ditentukan oleh 9 formatur yang terpilih dalam Musywil. Anggota Musywil hanya memilih 9 nama calon formatur, dan ke-9 peraih suara terbanyak ditetapkan sebagai formatur terpilih. Mereka yang bertugas untuk bersama-sama memilih Ketua Umum, sekaligus susunan kepemimpinan PWNA Jatim 4 tahun mendatang.
(Baca: Tangis Haru Sertai Keberangkatan Peserta Muswil XI Nasyiah dari Gresik dan Pemilihan Gunakan E-voting, Cermin Demokrasi Berkemajuan Nasyiah)
Ke-9 nama formatur itu adalah Umu Sulaim yang meraih suara 292, kemudian Aini Sukriah (267), Hadiyatul Hikmah (219), Fuadah (181), Nurul Fajriyah (166), Nur Afni (165), Amiq Fitriyati (161), Ita Uzakah (158), dan Hastiyatul (139)
Kedelapan: Meski ada 26 calon formatur yang dipilih, ternyata 0 calon formatur yang meraih suara kembar. Dari urutan pertama hingga terakhir di urutan ke-22, ternyata suara yang diraih berbeda semua. Secara berurutan, raihan suara untuk urutan pertama hingga ke-9 adalah 292, 267, 219, 181, 166, 165, 161, 158, dan 139. Kemudian di urutan ke-10 hingga 17 adalah 125, 108, 106, 90, 81, 77, 75, dan 68. Adapun urutan ke-18 hingga ke-26 adalah 67, 58, 57, 53, 49, 43, 33, 28, dan 22.
(Baca: Pencuri Satroni Rumah Ketua Nasyiatul Aisyiyah Gresik, 2 Sepeda Motor “Bertetangga” Raib)
Kesembilan: Gelaran NA Jatim ini merupakan Musywil yang pertama kali dilakukan oleh PWNA se-Indonesia seusai Muktamar NA yang diselenggarakan pada 26-28 Agustus lalu di Yogyakarta. Hanya berjeda sekitar 3,5 bulan antara Muktamar XIII di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan Musywil ke-11 NA Jatim ini.
Kesepuluh: Musywil ke-11 Nasyiatul Aisyiyah Jatim ini tercatat sebagai nomor ke-2 sebagai Musywil –atau sebutan lainnya– yang dilakukan organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah tingkat Jatim dalam tahun 2016 ini. Sebelum PWNA, ortom yang terlebih dahulu menyelenggarakan adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan Musyawarah Daerah (Musyda) XIX IMM Jatim pada 6-8 Mei lalu di Malang.
(Baca: 3 Aspirasi PP Nasyiatul Aisyiyah tentang Kasus Ahok yang Disampaikan pada Presiden)
Kesebelas: Pemilihan 9 formatur dan Ketua Umum PWNA 2016-2020 ini terjadi pada tanggal dan bulan yang unik. Yaitu tanggal 12 bulan Desember tahun 2016. Jika angka tahunnya dihidden, maka penanggalan itu akan terbaca pada angka 12-12, atau 1212. Indah bukan?
Anda ingin menambah fakta “angka” dalam Musywil ke-11 Nasyiatul Aisyiyah ini? (kholid)