PWMU.CO– AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) harus mau internalisasikan nilai-nilai Muhammadiyah kepada orang-orang yang berada di dalamnya.
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Prof Dr H Biyanto MAg dalam acara Baitul Arqam Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Rabu (1/9/2021).
Dia mencontohkan, AUM pendidikan punya banyak calon kader. Misal, mahasiswa UMG bukan hanya dari kalangan Muhammadiyah, karena itu internalisasi tentang gerakan Muhammadiyah perlu dilakukan secara terus menerus sebagai bagian dari dakwah.
Gerakan internalisasi yang berhasil, sambung dia, adalah menanamkan rasa cinta kepada civitas akademika perihal gerakan Muhammadiyah. ”Beberapa alumni di sekolah Muhammadiyah dan berhasil di tengah masyarakat menyampaikan rasa terima kasih telah mengenyam pendidikan di Muhammadiyah,” katanya.
Guru besar UIN Sunan Ampel ini juga menyampaikan, civitas akademika UMG diharapkan menjadi uswah di tengah masyarakat. Untuk menjadi uswah maka harus memahami Islam secara universal, paham Islam dalam pandangan Muhammadiyah, ideologi dan gerakan Muhammadiyah.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMG ini memaparkan ideologi Muhammadiyah memiliki beberapa aspek yakni Islam rahmatan lil alamin, Berislam yang benar, Muslim yang berakhlak mulia dan berkemajuan serta Mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Ideologi ini harus dipahami orang-orang didalam AUM.
Saat ini untuk mencapai hal tersebut, kata dia, terdapat beberapa halangan di antaranya against theocracy, democracy, rights of women, rights of non-Muslim, Freedom of thought, Idea of Progress. ”Ini sebenarnya telah diberikan resep oleh Kiai Mas Mansur dengan memperluas paham agama,” jelasnya.
Jika tercapai, sambung Biyanto, maka akan terwujud karakter moderat berkemajuan. Ini bisa dilihat dengan ciri-ciri literasi dan mobilitas yang tinggi, need for achievement, rasional, menerima perubahan, berorientasi jangka panjang, terbuka, adaptif, menerima pendapat orang, tepat waktu (disiplin).
”Jangan sampai kita menjadi orang Islam sontoloyo yang tidak pernah bekerja tuntas. Maka yang terpenting adalah peningkatan intelektualisme dengan tujuan memahami dan mengamalkan Islam secara kaffah,” tutupnya.
Perkuat Sistem
Pada sesi lain Wakil Ketua Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah Prof Dr Achmad Jainuri mengatakan, pencapaian visi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) harus didukung bukan hanya oleh sumber daya manusia tetapi juga oleh sistem yang dibentuk oleh pimpinan UMG saat ini.
Dia mencontohkan, pengukuran indikator kota Islami menunjukkan faktor kognitif bukan hal yang utama. Melainkan faktor nilai dan sistem yang berjalan dengan baik.
”Bidang ekonomi, hukum, tata negara atau perilaku politik dan hubungan internasional merupakan faktor yang dinilai dan menempatkan Wellington, Selandia Baru sebagai Islamic City in the World,” tutur Ahmad Jaenuri yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
Jainuri menyebutkan, Indonesia lebih unggul dari Malaysia jika dipandang dari sudut kognitif bidang SDM. Namun karena sistem di Malaysia dapat berjalan dengan baik maka secara capaian empat bidang tersebut Malaysia lebih baik dibandingkan Indonesia.
”Tahun 2009 mereka telah mencanangkan Malaysia Sehat 2020. Dan ini terdapat di seluruh departemen yang ada di pemerintahan Malaysia,” katanya.
Departemen Pekerjaan Umum misalnya, kata dia, pembangunan jalan yang baik mempunyai visi untuk mempermudah masyarakat memperoleh pengobatan dan pelayanan di bidang kesehatan.
Sedangkan Muhammadiyah telah lebih dulu memiliki visi, misi dan prinsip-prinsip yang bertujuan memajukan umat dan bangsa. Prinsip kemanusiaan, pluralisme dan toleransi telah dicanangkan dan diterapkan oleh Muhammadiyah sejak pertama kali berdiri tahun 1912. ”Memahami bukan berarti mengakui. Hal ini prinsip dasar toleransi dengan dakwah bi hikmah,” jelasnya.
Untuk itu, menurut Jaenuri, hal yang perlu dilakukan oleh civitas akademika UMG adalah mempunyai cita-cita yang menebus batas geografi, komitmen terhadap perserikatan dan amal usaha. ”Semua dilakukan dengan dedikasi tinggi guna mencapai cita dan tujuan UMG,” tegasnya. (*)
Penulis Aries Kurniawan Editor Sugeng Purwanto