PWMU.CO – Gerakan Pelajar tanpa Pacaran (PTP) yang dideklarasikan oleh Komunitas Dai Berkemajuan bentukan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kota Surabaya, di Masjid Jendral Sudirman, Jl. Dharmawangsa 2 Surabaya, Ahad (11/12) lalu mendapat simpati dan dukungan langsung dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya.
Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI) PD IPM Kota Surabaya Muchammad Alfian sekaligus penggagas gerakan PTP mengatakan, gerakan ini merupakan salah satu program utama yang dicanangkan Komunitas Da’i Berkemajuan sebagai bagian dari follow up Pelatihan Da’i Pelajar Muhammadiyah (PDPM) yang diselenggarakan PD IPM Kota Surabaya bulan Mei 2016 lalu.”Gerakan PTP ini merupakan gebrakan dari Da’i Berkemajuan untuk mengatasi degradasi moral pelajar di Kota Surabaya,” katanya.
(Baca: 3 Tertib untuk Membina Pribadi Pelajar)
Alfian menambahkan, gerakan ini juga sebagai sarana untuk memberikan pemahaman bagi para pelajar agar tidak salah kaprah dalam mengartikan soal cinta. ”Banyak remaja dan pelajar salah dalam mengartikan cinta. Mereka tidak bisa membedakan antara cinta dan nafsu. Sehingga terjerumus kepada perbuatan dosa,” tegasnya.
Deklarasi PTP ini sendiri mendapat dukungan langsung oleh MUI dan Disdik Kota Surabaya serta dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya. Dalam kesempatan itu perwakilan MUI Kota Surabaya Hidayatul Wachid MAg mengaku setuju, bahkan mendukung gerakan PTP ini. ”Pacaran itu hanya memiliki efek negatif bagi pelajar maupun masyarakat. Pacaran juga senantiasa menimbulkan dosa,” fatwanya.
(Baca juga: Membangkitkan Kembali Inklusivitas Pelajar Muhammadiyah, Menjawab Tantangan Mendikbud)
Senada MUI, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Disdik Kota Surabaya Drs Sudarminto MPd juga turut mendukung Gerakan PTP ini. Ia menyatakan gerakan PTP ini sangat membantu untuk dapat menjaga moral pemuda-pemudi. Untuk itu, gerakan ini juga harus bisa berkolaborasi dengan organisasi pelajar lain di Kota Surabaya.”Entry pointnya yaitu agar gerakan ini bisa masuk ke sekolah-sekolah, bahkan bisa menjadi modul atau materi yang bermanfaat bagi pelajar Kota Surabaya,” .
Ia berharap, agar gerakan PTP tidak hanya sebatas dan berhenti di deklarasi saja. Akan tetapi harus tetap istiqomah. ”Gerakan ini dapat menginspirasi para pelajar tidak hanya di Surabaya, tetapi juga para pelajar se-Indonesia,” pungkasnya.(gilang/aan)