PWMU.CO– Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas telah diperbolehkan di Jawa Timur. Para guru dan siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo merasa lega dengan pembelajaran langsung ini.
Usai mengikuti Pembelajaran Tatap Muka terbatas, Naila Adalia dan Sabrina siswa baru kelas X 2 mengaku sangat senang sekali. Karena bisa langsung merasakan sekolah yang sebenarnya. Bisa pergi ke sekolah, bertemu guru, teman-temannya bertatap muka dan berkenalan. Selama ini baru mengenal lewat internet.
”Semoga kondisi ini bisa berjalan terus dengan baik, bahkan semoga bisa pulih kembali seperti semula,” harap Naila Adalia yang membawa jaket almamater barunya ketika dihubungi Jumat (3/9/2021) pagi.
Kegembiraan yang sama juga diungkapkan Alya siswi kelas XII MIPA 2. Ia mengatakan, sudah tiga kali ini mengikuti PTM terbatas sejak diperbolehkan pada Senin (30/8/2021) lalu. Belajar sistem online banyak sekali kendalanya, selain sarana dan prasarananya terkadang juga jaringannya buruk.
”Kalau keduanya ada, bisa juga kuotanya yang habis. Sehingga kami sangat senang dengan PTM terbatas ini, karena bisa bertanya langsung atau konsultasi langsung dengan guru yang mengajarnya,” ungkapnya.
Waka Kurikulum Smamda Sidoarjo Alful Murifah MPd menuturkan, PTM terbatas ini dilakukan dengan model ganjil genap. Mulai Senin yang masuk adalah siswa yang absensinya nomor genap. Berikutnya pada Selasa yang masuk adalah siswa yang absensinya nomor ganjil. ”Sementara mereka yang di rumah harus mengikuti pembelajaran secara daring, dengan guru mata pelajaran yang berbeda,” tutur Alful.
Pembelajaran di sekolah juga menerapkan waktu dua shift. Jam pertama pukul 07.00-09.00 dan jam kedua pukul 09.30-11.30. ”Jadi kami beri waktu jeda selama 30 menit, agar tidak terjadi kerumunan. Dengan memanfaatkan 38 ruang kelas, dan masing-masing kelas terisi 50 persen siswanya,” jelasnya.
”Dari hasil evaluasi selama PTM terbatas sudah beberapa hari ini berjalan dengan baik dan lancar. Semoga kondisi ini bisa berjalan terus hingga Sidoarjo zona hijau, biar segera PTM seratus persen,” kata Alful Musrifah.
Penulis Achmad Sastro Editor Sugeng Purwanto