PWMU.CO– Hybrid Learning mulai diterapkan SD Muhammadiyah 1-2 Taman seiring penurunan level PPKM Kabupaten Sidoarjo menjadi level 1 atau zona hijau.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo, Enik Chairul Umah MSi MPd, menjelaskan, solusi terbaik untuk pelaksanaan pembelajaran saat ini adalah model Hybrid Learning.
Menurut dia, sejak diumumkannya Sidoarjo berstatus PPKM level 1 awal September ini, pembelajaran SD Mumtaz, sebutan sekolah ini, dilakukan secara hybrid dengan protokol kesehatan yang ketat. Pembelajaran hybrid maksudnya menggabungkan tatap muka dan online.
”Hybrid learning SD Mumtaz ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang bisa hadir ke sekolah atau yang memilih belajar secara online,” kata Enik.
Sebelumnya sekolah multitalent ini melakukan ikhtiar lewat model Flipped Learning dengan pemanfaatan learning management system (LMS) aplikasi Mumtaz Smart. Kini sesuai dengan regulasi Dinas Pendidikan dan hasil survei wali murid, hybrid learning menjadi metode yang paling pas dilakukan.
Dijelaskan, sebelum pelaksanaan hybrid learning berbagai upaya telah dilakukan, seperti penandatanganan MoU Pembelajaran Tatap Muka terbatas dengan Satgas Covid dan tenaga kesehatan setempat, pelaksanaan Tes Genose seluruh warga sekolah, pelaksanaan vaksin Covid-19 ke guru dan karyawan, serta screening kesehatan warga sekolah.
Enik menambahkan, pembelajaran di masa pandemi ini harus tetap mengutamakan keselamatan warga sekolah, khususnya para siswa. Teknis pembelajaran hybrid di SD Mumtaz tetap mengikuti regulasi dari pemerintah, yakni 50% kehadiran.
Dalam satu pekan 50% siswa dapat mengikuti PTM Terbatas 2 sampai 3 pekan. Di waktu yang sama, 50% lainnya mengikuti pembelajaran secara daring lewat zoom meeting. ”Siswa yang tidak bisa mengikuti PTM Terbatas maupun zoom meeting, kami memberikan solusi lewat aplikasi LMS kami yakni Mumtaz Smart,” ujarnya.
Bagi guru-guru SD Mumtaz, model pembelajaran hybrid ini menjadi tantangan. Karena para guru harus menghadapi siswa yang hadir di sekolah dan di layar zoom dalam waktu bersamaan.
Devi Fatchurriyani SPd, salah satu guru SD Mumtaz, menyampaikan, pelatihan pembelajaran hybrid sudah kita ikuti baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun secara mandiri.
”Nah sekarang saatnya mengaplikasikan. Banyak ilmu baru didapat baik bagi kami sebagai guru maupun siswanya. Alhamdulillah anak-anak nyaman dengan pembelajaran saat ini. Dalam satu pekan siswa yang memiliki nomor absen 1-14 daring hari Senin dan Rabu. Selasa, Kamis, Jumatnya PTM terbatas,” kata dia.
Sebalikmya siswa yang memiliki nomor absen 15-28 PTM terbatas hari Senin dan Rabu, hari yang lainnya mereka daring. Untuk minggu berikutnya bergantian. Jadi mereka tetap mendapatkan hak belajar yang sama. (*)
Penulis Heni Dwi Utami Editor Sugeng Purwanto