Dalam Alquran, Allah berfirman,“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(Al Isro/17: 32). Ayat tersebut menegaskan betapa bahayanya zina. Belum lagi berapa banyak korban pemerkosaan, kriminalitas yang diakibatkan karena minuman keras, atau narkoba yang dikonsumsi saat merayakan tahun baru. Dengan dalih “hanya satu tahun sekali” mereka telah mempertaruhkan segalanya tanpa berfikir efek negatif yang akan diterima seumur hidup.
Ironisnya, kasus seperti ini sudah menjadi hal yang lumrah dan tanpa terasa menjadi kebiasaan-mentradisi. Begitulah faktanya. Tidak hanya aparat atau tokoh agama, para orangtua juga hampir tidak terbersit sedikitpun dalam benaknya akan bahaya laten perusakan moral yang berlangsung massal dan massif.
(Baca juga: Setelah Ahok Tersangka: antara Lega dan Khawatir)
Pemerintah pun ikut andil di dalamnya. Satu malam itu pemerintah akan all out mnenyiapkan semua fasilitas dengan dalih menyenangkan masyarakatnya dan lagi–lagi dengan alasan ‘hanya satu tahun sekali’. Gayung bersambut dari para penikmat yang notabene para remaja. Mumpung ada gratisan, ditambah faktor orang tua yang seharusnya ini menjadi key person dalam penentu kebijakan sang buah hati, juga ikut mendukung dengan dalih yang sama: hanya satu tahun sekali. Bukankah ini tidak merupakan dukungan berjamaah untuk sebuah kemaksiatan?
Akibat dari dalih yang sama, rutinitas kemaksiatan itu terjadi. Untuk itu perlu dibangun kesadaran kolektif terhadap kondisi moral bangsa, dari mana dulu akan kita benahi ? Memang, bukan pekerjaan mudah untuk merubah image yang sudah merasuk dalam sanubari kaum muda.
Ketiga, jatuhnya korban, baik luka ringan, luka berat, maupun meninggal dunia. Tidak bisa dipungkiri setiap moment perayaan tahun baru selalu saja ada yang menjadi korban. Entah itu karena kecelakaan kendaraan atau mungkin karena over dosis narkoba ataupun minuman keras. Menurut data Korlantas Polri pada tahun 2016 setiap hari 80 hingga 90 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Atau setiap jamnnya 9 orang meninggal di jalan raya.
Sementara menurut data WHO pada Januari 2016, Indonesia menjadi negara kelima dengan jumlah kematian akibat kecelakaan terbanyak di dunia. Tiap tahunnya harus kehilangan hingga 400 ribu nyawa remaja atau anak-anak di bawah usia 25 tahun. Hal ini memang bisa kita lihat kapan saja tidak hanya moment tahun baru tapi kenyataannya momen satu malam itu menjadi satu peluang yang luar biasa untuk semua kejadian yang mengerikan di atas. Bersambung ke halaman 4 ….