PWMU.CO – Makar yuk? Husss! Jangan salah. Itu bukan ajakan makar pada pemerintah yang sah. Makaryo ternyata adalah nama Pesantren Wirausaha MAKARYO di Bantul Yogyakarta pimpinan Kang Gothang Wiyadi.
Makaryo berasal dari bahasa Jawa. Bermakna berusaha atau bekerja. Di Pesentren Makaryo itulah jiwa wirausaha para mahasiswa ditumbuhkembangkan. Seperti yang terjadi pada 60 mahasiswa Wirausaha Kelas Kompetensi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo yang mengikuti training bisnis bertajuk ‘Bisnis Camp’, Sabtu-Ahad (17-18/12).
(Baca: 10 Manajemen Bisnis ala H Bisri Ilyas dan Ngaji Bisnis bersama Kang Yoto, Bupati Bojonegoro Tersukses)
Kang Gothang mengatakan, program ini merupakan pelatihan untuk membongkar 6 mental blok yang sering menghambat jiwa wirausaha seseorang. “Enam mental blok itu adalah mental buruh, dalih, habit negatif, malas, zona nyaman, dan takut,” tutur pria yang berwirausaha dari nol.
Kang Gothang adalah salah satu saudagar Muhammadiyah yang bergerak di bidang agrobisnis, fashion, fitnes, properti, kalom renang, dan lain-lain dengan brand Tambura.
Salah satu kunci sukses bisnis Kang Gothang adalah keberaniannya menyobek ijazah. Dia beralasan, sekolah itu tidak boleh hanya berharap pada ijazah. “Sukses jangan diharapkan dengan mengandalkan ijazah. Kuliah penting tapi bukan berarti sukses tergantung pada selembar ijazah,” jelas dia.
Di Pesantren Makaryo, selain diajari teori, mahasiswa juga diajak praktik bagaimana membongkar mental blok itu. Adapun materi yang diberikan adalah memahami potensi diri, melejitkan potensi, membaca peluang pasar, dan praktik menghasilkan uang.
(Baca juga: Di Tengah Budaya Kongkow-Kongkow, Anak Muda Ini Justru Mengasah Jiwa Bisnisnya)
Dalam materi indoor peserta diajak inlooking strategi, “Bahwa kita itu diciptaan menjadi insan pemenang dan dengan kesuksesan,” kata Kang Gothang. Sementara dalam materi out door pesarta diajak outlooking strategi. Mahasiswa diajak ke pasar untuk membaca peluang bisnis dan sekaligus mengambil peluang tersebut dengan praktik mengerjakan apa saja, yang penting tidak meminta-minta dan berbuat dosa. Dan ternyata dalam waktu 2 jam peserta bisa meraih uang Rp 500-an ribu.
Aziz F, salah satu peserta dalam testimoninya mengatakan bahwa baru kali ini ia belajar mendapatkan uang sendiri. “Karena selama ini saya selalu minta dan di beri sama orangtua.”
(Baca juga: Lima Kali Usahanya Terbakar, Saudagar Muhammadiyah Timika Asal Lamongan Ini Kini Sukses)
Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan (P-IBK) yang dikepalai Yusuf Arif SE dan Bagian Karier Mahasiswa (BKM) Unmuh Ponorogo. Ketua BKM Sayid Abbas SE MSi menjelaskan, mahasiswa yang ikut program ini berasal dari program sertifikasi wirausaha yang telah diseleksi untuk masuk kelas kompetensi. “Target lulus program ini adalah memiliki usaha,” tuturnya.
Abbas menambahkan, untuk dapat memiliki usaha secara bertahap mereka diberi target agar mampu menghasilkan uang untuk biaya hidup sendiri. “Mereka didampingi oleh mentor bisnis di bidangnya. Dan nanti diakhiri dengan wisuda Mahawira atau Mahasiswa Wirausaha. (MN)