PWMU.CO – Festival tengah semester, PTS alternatif di SMAM 10 Surabaya (SMAM-X). Guru memberikan tema besar, kemudian siswa secara mandiri bebas menentukan ingin membuat karya apa saja. Bisa miniatur, video pendek, makalah, podcast, dan kliping.
Kepala SMAM-X Ir Sudarusman menjelaskan, pada momen penilaian tengah semester (PTS) ini, sekolah lebih berfokus pada penerapan kecakapan hidup yang humanis melalui festival tengah semester (FTS).
Menurut Sudarusman, hal itu dilakukan untuk mengatasi pembelajaran dalam jaringan (daring) yang menimbulkan dampak yang cukup besar bagi siswa.
“Terutama dalam sikap dan kecakapan hidup. Siswa cenderung lebih sering sendiri dan mempunyai anggapan bahwa ketika sudah menyelesaikan tugas dari gurunya itu sudah cukup,” ujarnya.
Menurut dia pandangan seperti itu keliru karena menjadikan siswa sebagai objek. Seakan-akan siswa itu benda mati yang siap diisi.
Dia menegaskan, hadirnya teknologi dalam dunia pendidikan pun tidak akan jauh memberi dampak ketika masih menggunakan cara berpikir lama, yang cenderung berpatok pada tugas yang diberikan oleh guru.
“Artinya siswa masih belum merdeka dalam belajar. Guru masih membatasi ruang bagi siswa untuk berinovasi,” terang Sudarusman kepada PWMU.CO, Senin (27/9/2021).
FTS Bikin Karya Unik
Menindaklanjuti pemikiran tersebut, Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMAM-X Alvin Nurwahyu Shokheh Muhammad merancang PTS gasal ini dengan membuat transfer kecakapan hidup yang humanis. Di mana guru dan siswa sama-sama bangga melalui karya yang unik dan menarik.
Guru memberikan tema besar, kemudian siswa secara mandiri bebas menentukan ingin membuat karya apa saja. Bisa membuat miniatur, video pendek, makalah, podcast, dan kliping. Akan tetapi untuk kelas XII pada FTS ini akan melakukan sidang proposal yang digunakan untuk ujian praktik pada semester dua.
“Festival tengah semester gasal ini memang kami rujuk ke arah pembuatan karya orisinil siswa. Sehingga mereka mempunyai rasa bangga apa yang telah mereka buat,” terangnya.
Secara keseluruhan, lanjut Ustads Alvin, sapaannya, kegiatan penilaian FTS SMAM-X 2021 ini dilakukan dengan model lesson study. Artinya, guru merancang, mengobservasi, merefleksi, dan meredesain proses penilaian.
“Aktivitas ini dilakukan secara kolaboratif dengan beberapa guru serumpun dan tim kurikulum kreatif SMAM-X sebagai penanggung jawab pelaksanaan,” kataguru mata pelajaran Sejarah itu.
Dia menjelaskan FTS ini dikerjakan per kelompok dengan anggota 5-7 siswa. Untuk semester ganjll tahun pelajaran 2021/2022 ini pengerjaannya dilakukan pada 27 September-4 Oktober 2021. Sedangkan pamerannya akan dijadwalkan pada 7-8 Oktober 2021.
Ustadz Alvin menambahkan, dengan FTS ini maka siswa tidak perlu mengikuti ujian tertulis. “Ujian tetulis hanya untuk akhir semester,” ujarnya. (*)
Penulis Azmi Izuddin Editor Mohammad Nurfatoni