Jual Cas, Anda Pasti Paham Maksudnya tulisan Kolom Bahasa oleh Bekti Sawiji. Artikel ini untuk menyambut Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.
PWMU.CO– Teknologi informasi, internet, dan medsos banyak memengaruhi komunikasi lisan dalam pengucapan sehari-hari. Istilah-istilah teknis dalam bahasa Inggris langsung terserap menjadi kosa kata.
Anda sekarang sudah sangat akrab mengucapkan kata semacam shut down, open, download, scroll, atau save. Begitu juga kata copas. Singkatan dari copy paste. Atau del, kependekan dari delete.
Bahkan kata copas dan del mengalami perluasan makna karena dipakai untuk menggambarkan perilaku yang buruk. Misal, kebiasaan orang suka mencontek disebut budaya copas.
Contoh lain, kalau tak menyukai sesorang bisa dengan kalimat: di-del saja anak itu dari anggota grup. Artinya, dihapus atau dikeluarkan.
Meskipun ahli bahasa berusaha mengenalkan padanan istilah itu dalam bahasa Indonesia tapi kurang populer diucapkan. Misal, salin tempel untuk copas, rekam untuk save. Unduh untuk download.
Orang lebih suka mengucapkan: Kakak belum men-download seluruh gambar itu. Tolong save-kan file saya di flashdisk external. Pesan saya sudah terkirim, tetapi belum di-read.
Bahkan ada yang begitu abai dengan penulisan spelling bahasa Inggrisnya. Di toko HP sering ditemui tulisan seperti ini. Jual Cas. Harga Murah. Anda pasti paham maksudnya adalah charge atau charger, alat untuk mengisi baterai HP.
Di rental komputer juga memasang tulisan begini. Melayani donlot data. Orang tak suka memakai kata unduh karena istilah bahasa Jawa itu lebih dipahami sebagai memanen buah dari pohon.
Di dunia medsos orang juga akrab dengan istilah-istilah macam otw, btw, fyi. Juga kata posting, streaming. Kalau ditanya apa arti dan kepanjangannya, ada yang tidak tahu.
Otw yang artinya on the way, sedang dalam perjalanan. Kata ini malah sering dipakai alasan ketika ditanya posisinya di mana kok belum datang, langsung menjawab otw. Padahal aslinya dia baru bangun tidur.
Saking jengkelnya ditanya terus akhirnya otw dipelesetkan menjadi ojo takon wae. Maksudnya, jangan tanya terus.
Istilah-istilah asing tanpa sadar sudah merasuki jiwa penuturnya sehingga tak lagi merasa asing menjadi percakapan sehari-hari. Masyarakat bisa menerimanya. Terpenting memahami pesan disampaikan kepada komunikan. Itulah bahasa memang hasil kesepakatan.
Di abad pertengahan, ketika pengaruh Islam sangat dominan dengan datangnya saudagar muslim, kosa kata bahasa Arab memengaruhi bahasa Melayu yang dipakai masyarakat nusantara sebagai lingua franca.
Istilah Arab yang sudah diterima dalam percakapan harian akhirnya diserap menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sehingga tidak menjadi asing lagi.
Contoh, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat semuanya berasal dari Bahasa Arab. Begitu juga kata astaga, kependekan dari astaghfirullah. Badan, syukur, tamasya, waswas.
Sekarang ucapkan satu kalimat. Lalu hitung berapakah bahasa asing yang Anda pakai. (*)
Editor Sugeng Purwanto