PWMU.CO– Maulid Nabi di Rusia kini menjadi budaya yang dirayakan secara luas dan kian meriah dibandingkan zaman komunis.
Malah tidak hanya di bulan Rabiul Awwal, Maulid Nabi di Rusia juga diadakan saat kelahiran anak, upacara pernikahan, upacara khitan. Tradisi ini terutama di negeri-negeri muslim Pegunungan Kaukasus.
Ibrahim Abdullaev dosen Univerisitas Humanitarian dan Pedagogical Dagestan menceritakan, di zaman komunisme, setiap agama dilarang. Anak-anak di sekolah diajarkan puisi pemujaan terhadap Lenin sebagai pahlawan nasional.
Potretnya digantung di seluruh koridor sekolah. Jargon yang diutarakan Lenin seperti Belajar, Belajar dan Belajar, atau Lenin telah hidup, Lenin hidup, dan Lenin akan terus hidup selalu terdengar dalam pidato selama acara sekolah dan acara publik lainnya.
“Di kota, ideologi komunisme lebih dipercayai luas, tapi ada beberapa warga mempraktikkan agama secara diam-diam. Beda dengan di desa-desa seperti Dagestan yang berada di atas Pegunungan Kaukasus sulit dijangkau lebih longgar pengawasan,” tutur Ibrahim seperti ditulis Russia Beyond.
Dagestan yang penduduknya mayoritas muslim menjadi tempat aman menjalankan ibadah. Meskipun pada awalnya, orang komunis menganiaya warga.
Ibrahim ingat acara Maulid Nabi di masa kecilnya. Ada bacaan syair nazmu dan kasidah dinyanyikan di rumah kakeknya atau kerabat lainnya.
Syair itu ditulis ulama Dagestan dalam bahasa Avar. Berisi kisah hidup Nabi Muhammad saw. Mulai kelahirannya, nasab, isra mikraj, hijrah, dan pujian lainnya.
Setelah berdoa lalu berbagi makanan bersama. ”Tradisi ini terus berlangsung hingga sekarang. Kini dirayakan secara meluas dan terbuka,” kata Ibrahim.
Setiap desa dan kota dari seluruh Republik Dagestan, kata dia, berkumpul merayakan di stadion atau tempat terbuka lain. ”Sebelum pandemi Covid-19, bisa dihadiri 300 ribu kaum muslim merayakan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh Muftiyat Dagestan,” tuturnya.
Muftiyat Dagestan menyusun acara Maulid Nabi terdiri dari enam bagian. Pembacaan al-Quran, shalawat Nabi dan kisah hidupnya, dzikir, doa, pengumpulan dana, dan hadiah.
Muftiyat mengirim para imam dan nasyid untuk menyelenggarakan Maulid Nabi ke kota-kota besar di seluruh Rusia. Kesempatan diaspora Dagestan berkumpul bersama keluarga dan rekan.
Perayaan Maulid Nabi di Dagestan diramaikan pameran peninggalan Nabi Muhammad saw, kuliah umum, lomba buku dan lomba esai biografi Nabi Muhammad. Pameran seni dan kaligrafi mahasiswa di Univerisitas Humanitarian dan Pedagogical.
Perayaan Maulid Nabi di Rusia Republik Chechnya lain lagi. Yayasan Presiden Akhmat Kadyrov memberikan insentif 100 ribu rubel, sekitar 18,6 juta rupiah, kepada tiap keluarga jika bayi yang lahir pas Maulid Nabi dinamai Muhammad.
Menteri Penerangan Chechnya Akhmed Dudayev menjelaskan, siapa pun yang menamai bayi yang baru lahir dengan nama anggota keluarga dan kerabat terdekat Nabi Muhammad juga akan mendapat insentif.
Editor Sugeng Purwanto