PWMU.CO – Rahasia orangtua menjadikan anak-anaknya penghafal al-Quran disampaikan Suherman Fadli, ayah Elfadh Aqeela Zahidah, juara Hafidh Indonesia RCTI 2021, Ahad (24/10/21).
Dalam Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Buduran Sidoarjo, Fadli, sapaan akrabnya, jika ingin punya anak shaleh dan shalehah pertama harus memilih calon ibu yang shalehah dan cerdas pula.
“Mulai dari bibit sudah diperhatikan,” jelasnya pada jamaah di Mushalah Al-Ihsan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Banjarsari, Buduran.
Dalam kajian yang mengangkat tema Peran Orangtua Menjadikan Anak Hafidh-Hafidhah Sejak Dini, Abuya memaparkan kiat kedua adalah orangtua harus punya visi yang sama dalam mendidik anak.
“Harus punya target berapa ayat yang harus dihafalkan dalam sehari. Alhamdulillah Aqeela sudah hafal 10 juz pada usia sepuluh tahun. Adik, Elfadh Alzamiy Azfar Fadly (9 Tahun) hafal 3 juz, Elfadh Nigella Adha Fadly (5 tahun) baru hafal 1 juz, dan yang terakhir masih bayi,” tuturnya.
Potensi Anak sejak Dini
Fadli menjelaskan kiat ketiga mengenali potensi anak sejak dini. Hal ini wajib kita perhatikan. Aqeela, sambungnya, mempunyai kemampuan dan teknik menghitung.
“Dia juga cepat dan sering ikut dalam berbagai kompetisi, meski pendidikannya secara home schooling ternyata kemampuan akademiknya juga sangat menonjol,” katanya.
Dia (Aqeela), lanjutnya, tipe anak yang hobi make up. Memulai hafalannya sejak kelas II sekolah dasar yang saat itu masih duduk di bangku sekolah formal.
Wajib Hafalan Setiap hari
Fadli mengungkapkan kiat keempat adalah mentradisikan membaca dan menghafal al-Quran di tengah keluarga.
“Kita wajib setiap hari selesai sholat membaca al-Quran. Mengingatkan Aqeela saatnya belajar ya belajar, saat bermain ya bermain. Saya hanya mengarahkan saja,” tuturnya.
Kelima, mengistiqamahkan hafalan dengan cara sering murajaah. “Aqeela murajaah di depan saya juga umminya atau dia murajaah ketika shalat sendiri.”
Ciptakan Suasana Bahagia
Fadli mengatakan kita keenam menciptakan suasana bahagia bagi anak ketika menghafal. Jangan ada mood terpaksa untuk menghafal al-Quran.
“Kita harus menciptakan bahwa menghafal itu suatu kebutuhan dan rasa cinta kita kepada al-Quran,” tuturnya.
Ayah empat anak ini menyampaikan jika Aqeela lagi serius menghafal, dua halaman diselesaikan dalam satu waktu, tetapi jika tidak tepat suaranya, satu ayat pun tidak bisa di hafalnya.
Dampingi Anak Saat hafalan
Sementara itu Alfiyatus Sholihah, isfri Fadil, mempunyai kiat tersendiri dalam mendampingi Aqeela menghafal al-Quran.
“Pertama, senantiasa mendoakan anaknya menjadi anak yang shalihah dan cinta al-Quran. Pada usia tiga tahun Aqeela sudah bisa membaca al-Quran dan huruf. Karena itu, dia bosan belajar di taman kanak-kanak, karena kata dia cuma nyanyi-nyanyi saja,” jelasnya sambil tersenyum.
Jaga dari Barang Haram
Alfi, sapaan akrabnya, mengatakan kiat kedua menjaga makanannya dari barang yang haram. Makanan sangat berpengaruh bagi perkembangan dan otak anak.
“Makanya, perlu kita jaga kehalalan dan nilai gizinya,” ujar ibu yang tinggal di Griya Taman Sari II nomor 17 Semampir Sedati Sidoarjo ini.
Ketiga, fokus dalam mendidik. Jangan mempunyai pikiran bahwa menjadi ibu yang bekerja mengurus rumah dan menjaga anak adalah hal yang biasa, tetapi merupakan pekerjaan yang mulia. (*)
Penulis Kusmiani. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.