PWMU.CO– SMKM 2 Taman menggelar Bimbingan Teknis dan Pelatihan untuk Agen Perubahan Program Indonesia Anti Perundungan mulai Senin (25/10/2021) selama sepuluh hari.
Kegiatan ini kerja sama dengan Roots Indonesia yaitu program pencegahan perundungan (bullying) berbasis sekolah yang telah telah dikembangkan oleh UNICEF. Tujuannya supaya pendidikan bebas dari intoleransi, perundungan, dan kekerasan.
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo Rahmat Susilo SPd bersyukur bisa melaksanakan salah satu program SMK Pusat Keunggulan di sektor Ekonomi Kreatif.
”Ada 14 ribu SMK di seluruh Indonesia, hanya 450 yang terpilih menjadi sekolah Pusat Keunggulan. Jadi berbahagialah siswa yang ditunjuk untuk ikut menyukseskan program berskala nasional ini,” katanya.
SMK Muhammadiyah 2 Taman Sidoarjo juga membangun kebudayaan SMK pusat keunggulan tidak hanya berorientasi pada fasilitas. Melalui pelatihan ini diharapkan bisa meminimalisasi terjadinya perundungan atau bullying antar sesama teman.
Kegiatan melibatkan 30 peserta dari perwakilan kelas. Dihadiri oleh Pengawas dan Pembina Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan Syuhadak.
Syuhada mengatakan, warga sekolah harus saling menjaga agar tidak ada yang dirugikan. ”Sekolah adalah wahana yang harus dijaga setiap warga supaya tidak terjadi perundungan secara fisik, psikis atau mengarah kriminal,” tandasnya.
Menurut dia, dalam Permendikbud No. 82 tahun 2015 dan UU No 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Undang-undang itu menjelaskan tentang bullying yang bisa berupa penghinaan secara verbal, maupun fisik, digoda hingga dilecehkannya.
”Sekolah itu harus menjadi wahana yang nyaman bagi peserta didik, aturan anti perundungan sudah lama dibuat antara 2014-2016. Tapi program ini baru bisa diterima ya baru-baru ini,” tuturnya.
Materi telah disiapkan oleh tim fasilitator untuk disampaikan kepada peserta. Pelatihan menggunakan model jaring sosial yaitu dengan menempatkan orang-orang berpengaruh untuk menyampaikan pesan antiperundungan ke masyarakat sehingga mudah dipahami dan diterima.
Di sekolah, siswa dan guru diharapkan juga menjadi agen antiperundungan lewat pelatihan ini karena jumlah siswa cukup banyak. Tujuannya memahamkan kepada warga sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar. (*)
Penulis Dian Rahayu Agustina Editor Sugeng Purwanto