Tiga Sumpah Rasulullah oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Tiga Sumpah Rasulullah ini berangkat dari hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi.
أَبُو كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ. رواه أحمد و الترميذى
Abu Kabsyah Al Anmari ia mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam bersabda: ‘Tiga hal, aku bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal pada Kalian, hendaklah kalian menjaganya.’
Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam bersabda: “Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah; tidaklah seseorang diperlakukan secara lalim lalu ia bersabar melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya; dan tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Rasulullah Bersumpah
Sangat jarang Rasulullah bersumpah, dan tentu ketika beliau bersumpah hal itu menunjukkan betapa pentingnya masalah tersebut. Sekaligus dalam rangka meyakinkan kepada umat akan kebenaran apa yang beliau sampaikan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi kita untuk tidak memiliki keraguan sedikit pun terhadap hal yang disumpahkannya itu.
Begitulah, Rasulullah selalu mendorong dengan berbagai teknik kepada umatnya untuk selalu melakukan kebaikan demi kebaikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Hal itu semata-mata karena dorongan cinta Nabi yang begitu besar kepada kita umatnya. Maka udah seharusnya kita membalas cintanya dengan sungguh-sungguh mentaati apa yang dia perintahkan atau contohkan.
Harta Tidak Berkurang karena Sedekah
Inilah sumpah pertama Rasulullah bahwa harta tidak akan berkurang sedikit pun karena sedekah. Karena jatah rezeki masing-masing orang sudah ditetapkannya tanpa berkurang sedikit pun.
Dan rezeki itu sekaligus amanah dari Allah yang akan dimintai pertanggungjawabannya, dari mana atau bagaimana cara mendapatkannya, dan digunakan untuk apa?
Maka persoalan harta seharusnya tidak ada kekhwatiran bagi setiap Mukmin. Allah akan memudahkan untuk mendapatkannya melalui jalan yang akan ditempuh seseorang dengan cara-cara yang sesuai dan bijak tentunya.
Kekhawatiran akan berkuragnya harta karena faktor kelemahan diri atau orang lain yang berhubungan atau terkait rezeki kita adalah sesuatu yang tidak perlu.
Sehingga semakin banyak kebaikan yang dapat kita lakukan dengan harta kita, akan semakin menambah keberkahan dari harta itu sendiri. Sehingga persoalan harta sesuangguhnya tidak bisa dikalkulasi dengan angka matematis.
Banyak di antara hamba Allah yang seolah ia mendapatkan harta yang sedikit tetapi ia selalu hidup bersahaja, selalau bersyukur, dan merasa bahagia dengan keadaanya. Dan banyak pula yang seolah hartanya melimpah tanpa ada habis-habisnya tetapi jauh dari rasa bahagia dan rasa syukur kepada Allah.
Maka jangan risau soal harta, karena Allah yang pasti akan menjamin dengan cara-Nya sendiri. Jika Allah berkenan memberikannya maka ia akan dimampukan atau diberikannya dengan kapasitas tertentu sehingga ia akan mendapatkan anugerah-Nya itu.
Tetapi berikutnya apakah ia bersyukur atau malah kufur, sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dianugrahkan Allah kepadanya.
Sabar Dizalimi Menjadi Mulia
Sumpah Rasulullah berikutnya adalah sabar dizalimi akan menjadi mulia. Kemuliaan itu adalah kepunyaan Allah Subhanahu wa Taala. Tidaklah seorang hamba kehilangan kemuliaannya sekali pun ia dizalimi oleh orang lain. Di mana orang yang menzalimi akan selalu merasa lebih mulia dari yang dizalimi. Kemuliaan sejati hanyalah di sisi Allah dan bukan di sisi manusia.
Dengan kata lain, Allah memuliakan orang yang dizalimi yang ia sabar terhadap kezaliman tersebut. Dan sebaliknya Allah menghinakan orang yang menzalimi orang lain sekalipun ia merasa mulia. Kelak akan ada balasan yang seadil-adilnya bagi mereka yang dizalimi dan mezaliminnya.
Orang yang Suka Meminta-minta Akan Dimiskinkan
Sumpah Rasulullah yang ketiga adalah orang yang suka meminta-minta akan dimiskinkan. Pantang bagi seorang mukmin menghiba dan memohon belas kasihan dari orang lain. Seorang Mukmin akan selalu bekerja dengan sebaik-baiknya dengan mengerahkan kemampuan dan potensinya. Baginya meminta-minta belas kasihan merupakan suatu aib, sehingga pasti akan dihindarinya.
Sementara bagi orang-orang tertentu, ia akan merasa bangga jika ia mendapatkan hadiah atau pemberian tertentu dari orang lain, tidak peduli ada motif apa seseorang memberikan hadiah atau pemberian itu, yang penting baginya ia telah mendapatkannya.
Bagi seorang yang bekerja secara profesional pemberian adalah bagian dari haknya atas keprofesionalannya itu, sehingga hal itu tidak dianggapnya sebagai sebuah belas kasihan dari orang lain, akan tetapi ia mendapatkannya karena memang sudah menjadi bagian haknya.
Mental miskin bukan karena faktor tidak punya usaha atau harta, akan tetapi mental miskin karena selalu merasa kurang dan kurang akan harta. Angan-angannya akan dunia begitu melambung, sehingga ia akan terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Bahkan kadang ada hak orang lain yang tidak tertunaikan sebagaimana mestinya baginya biasa-biasa saja.
Prinsip utama sebagaimana kandungan hadits di atas adalah bagaimana kita sebagai hamba selalu merasa qanaah, yakni merasa cukup dan senantiasa bersyukur kepada Allah atas ikhtiyar yang sudah kita lakukan, tentu berdasar kapasitas dan kemapuan masing-masing.
Dan pasti saatnya jika jatah rezeki kita habis maka saat itulah kematian akan menjemput. Rezeki tidak akan salah alamat dan tidak juga akan berkurang karena sedekah. Hanya dengan menyandarkan diri kita kepada Allah dengan benar, tidak aka nada rasa khawatir akan nasib di dunia ini, yang perlu dikhawatirkan adalah nasib kita di akhirat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Tiga Sumpah Rasulullah ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 2 Tahun XXVI, 29 Oktober 2021/22 Rabiul Awal 1443.
Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.
Discussion about this post