PWMU.CO – Rumus Bahagia dalam Islam merupakan tema yang disampaikan Wiwit Rahmya Rosintan MPsi pada Kultum Jumat Pagi yang diselengarakan oleh SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik di Masjid al-Qalam lantai 3 gedung baru, Jumat (29/10/2021).
Agenda ini rutin diadakan setiap hari jumat untuk menambah penguatan al-Islam bagi warga Smamsatu Gresik.
Kegiatan diawali dengan murajaah bersama yang dipimpin oleh Marzuki Yatim Pd Fis dengan membaca surat al-Hujurat 12–18.
Wiwit Rahmya Rosintan atau akrab di panggil Wiwit itu mengawali kultum dengan memberikan pertanyaan, “Bahagia yang bagaimanakah yang sesuai dengan ajaran Islam?”
Inspirasi Surat Al-Baqarah
Alumnus Smamsatu tahun 2000 itu menyampaikan dalam ajaran Islam ada rumus bahagia yang sangat sederhana, yaitu di dalam Surat al-Baqarah di ujung ayat 189.
Dia lalu mengutip ayat tersebut: “Wattaqullah la’allakum tuflikhun” Yang artinya bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu bahagia atau beruntung.
Dia melanjutkan, dari ayat itu kita diminta terus meningkatkan takwa kita, dan kualitas ibadah kita semata-mata hanya untuk Allah SWT.
“Hal itu karena banyak sekali kita temukan di media sosial yang mengatakan bahagia itu sederhana,” ujar Koordinator Bimbingan dan Konseling (BK) Smamsatu itu.
Bahagia Sederhana?
Contohnya, seseorang yang sedang minum teh itu sudah bisa bahagia. “Tetapi karena belum terbayar utangnya, ya gak bahagia juga,” ucapnya. “Bisa jadi, minum teh hanya pelampiasan saja karena utang belum terbayar.”
“Bahagia itu tidak dirasakan ketika bisa minum kopi, padahal tugas atau kerjaan belum selesai. Jadi minum kopi itu pelampiasan karena kerjaan yang belum selesai,” ujarnya.
Menurut Wiwit, ukuran kebahagiaan kalau dilekatkan pada manusia itu sifatnya relatif. Bagi sementara orang, mendengar itu bahagia, namun bagi sebagian orang lainnya tidak bahagia dengan itu.
“Tetapi ketika kita mengambil ukuran Allah SWT wattaqullah la’allakum tuflikhun, kita punya profesi apapun, bisa bahagia dalam profesi tersebut,” ungkap Wiwit, guru yang murah senyum itu.
Maka, sambungnya, mari tingkatkan takwa kita pada Allah. Sehingga kita akan bahagia dunia akhirat.
“Allahu akbar. Bismillah. Semoga kita bisa menjadi orang yang bertakwa dan bisa bersama-sama merasakan bahagia berprofesi sebagai pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah kita tercinta ini,” harap dia.
Sebab dengan itu, dia melanjutkan, kita akan terus menebarkan energi positif dan kebaikan pada warga sekolah. “Terutama untuk mendampingi para peserta didik kita, agar peserta didik kita juga bisa menjadi generasi Muslim-Muslimah yang bertaqwa dan bahagia dunia akhirat, amin-amin ya rabb’alamin,” doanya. (*)
Penulis Emmy Nurhayati Editor Mohammad Nurfatoni