PWMU.CO– Daya saing global Indonesia menurun. Pemerintah perlu kerja keras dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas untuk membawa Indonesia Maju pada tahun 2045.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Rapat Terbuka Senat Universitas Jember acara Dies Natalis ke-57 secara daring, Rabu (10/11/2021).
Menko PMK Muhadjir Effendy memaparkan, mengacu laporan World Economic Forum (WEF), indeks daya saing global Indonesia dalam Global Competitiveness Index 2019 menempati peringkat 50 dari 141 negara.
”Posisi tersebut merosot dari yang sebelumnya menempati posisi ke 45,” katanya. ”Ini tantangan yang harus diperhatikan dalam mewujudkan manusia profesional, yakni masalah daya saing manusia Indonesia,” tandasnya.
Mengacu data tersebut, sambung Muhadjir, maka pembangunan SDM profesional mutlak harus digencarkan. Peran lembaga pendidikan menjadi sentral untuk membangun SDM Indonesia.
“Lembaga pendidikan harus berkualitas, dan mampu menghasilkan lulusan yang kompetitif, produktif, profesional, punya karakter kuat sebagai kader bangsa,” ujarnya.
Tujuan pembangunan manusia Indonesia adalah untuk terciptanya atau bertumbuhnya kualitas manusia Indonesia yang unggul. Unggul itu yaitu manusia Indonesia yang profesional dalam arti produktif, mampu bersaing, dan berkepribadian Indonesia yang kuat.
Menko Muhadjir menyampaikan, penyediaan lapangan pekerjaan juga sangat penting untuk mewujudkan SDM Indonesia yang profesional.
Saat ini jumlah angkatan kerja produktif Indonesia sebanyak 140 juta orang. Paling tidak, pemerintah harus menyediakan 3,6 juta lapangan kerja per tahun untuk angkatan kerja.
“Saat ini pemerintah tengah berusaha untuk menyediakan lapangan pekerjaan dengan jumlah yang relatif aman dengan kualifikasi pekerjaan yang sesuai dengan SDM yang telah ditempa oleh sekolah atau perguruan tinggi,” tuturnya.
Muhadjir menilai, kesuksesan pembangunan SDM Indonesia yang profesional adalah ketika penghasilan mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri, kebutuhan mereka yang tidak produktif, dan sisanya ditabung.
“Kalau itu terjadi, orang yang berusia produktif juga akan menghasilkan penghasilan produktif. Dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, untuk memenuhi mereka yang tidak produktif, dan kelebihannya ditampung sebagai tabungan nasional,” tandasnya.
Acara dihadiri Rektor Universitas Jember Iwan Taruna, para wakil rektor dan dekan, ketua dan para anggota Senat Universitas, para wisudawan serta seluruh civitas akademika. (*)
Editor Sugeng Purwanto