PWMU.CO – IPM SMP Musasi adakan LDKS di Arayanna Hotel & Resort, Trawas, Mojokerto, Jumat-Sabtu (5-6/10/21). Kegiatan berlangsung menarik dan seru.
Ada yang spesial dengan pelaksanaan latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) tahun ini. Setelah sebelumnya melaksanakan LDKS secara online, tahun ini PR IPM SMP Musasi menyelenggarakan LDKS secara offline. Kehadiran para alumni periode sebelumnya menambah keseruan hal itu.
Ketua umum PR IPM SMP Musasi 2021-2022 Nadhif Rizqi Handrianto mengaku senang mendengar kabar tersebut. “Alhamdulillah, senang sekali saat pertama mendengar kabar. Ditambah lagi, LDKS kali ini dilaksanakan secara offline. Berbeda dengan tahun kemarin. Dengan adanya kakak kakak alumni, kita jadi bisa mempererat tali persaudaraan dengan mengenal kan anggota baru kepada kakak-kakak alumni,” jelas Nadhif Rizqi Handrianto.
Dia juga menceritakan, interaksi antara para anggota baru dengan para alumni dinilai masih canggung. “Mungkin karena sebelumnya mereka belum pernah berinteraksi dengan kakak-kakak nya. Namun, melalui mini games yang mereka lakukan secara berkelompok, para anggota IPM baru itu juga mencermati cara kerja alumni-alumni mereka,” paparnya.
Dia juga berharap, teman-teman anggota baru IPM bisa mengambil contoh sikap dan cara kakak-kakak dalam merespon sesuatu. “Lebih tanggap dan sigap ketika bertemu masalah. Sehingga ke depannya, baik saya pribadi, para pimpinan pengurus, serta para anggota bisa menerapkan sikap-sikap baik itu,” jelasnya.
Penuhi Hak
Pembina PR IPM SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo periode 2021-2022 Alfan SPd menjelaskan, pihak sekolah merasa bahwa ini merupakan salah satu hak mereka yang harus dipenuhi pada para alumni IPM periode sebelumnya ini.
Tahun lalu, LDKS dijalani secara online di rumah masing-masing. “Karena waktu, tempat, serta kondisinya memungkinkan, akhirnya pihak sekolah pun memperbolehkan. Itupun juga dengan persetujuan orang tua melalui form persetujuan. Dari 37 anak, ada tujuh yang tidak diperbolehkan,” ujar Alfan.
Guru PPKN itu menyebut, bagian yang paling berkesan baginya selama kegiatan ini, adalah siraman rohani menjelang subuh. “Yakni ketika seluruh kader PR IPM SMP Musasi melaksanakan qiyamul lail bersama Kepala SMP Musasi Drs Aunur Rofiq MSi,” ungkap dia.
Adapula kejutan dari beberapa pengurus, untuk pembina mereka yang berulang tahun pada hari pertama mereka tiba di Arayanna. Kejutan itu di awali dengan pertengkaran yang sengaja mereka buat dan rencanakan, di tengah penyampaian materi mengenai keorganisasian oleh pembina mereka. Hingga salah satu dari mereka berjalan keluar, dan meletupkan balon sembari kembali berjalan masuk membawa hadiah.
Banyak yang tidak mengira dengan adanya kejutan dan pertengkaran ini, bahkan beberapa guru pendamping termasuk sang pembina pun nampak terkejut. Salah satunya, mengungkapkan bahwa tidak pernah ada kejadian seperti ini ketika LDKS.
Disamping itu, banyak pihak sependapat. LDKS tahun ini, berbeda dengan LDKS tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan tahun ini, cenderung lebih santai dan tidak berat. Sang pembina juga menyebutkan, dahulu tidak mungkin LDKS itu dilaksanakan di hotel.
“Memang benar-benar disiplin. Makan saja dijaga oleh tentara di Kodikmar dulu. Satu biji nasi ketinggalan, mereka disuruh untuk push up,” ujar Alfan. Dia menjelaskan, hal-hal tersebut sudah mulai dikurangi, setelah para wali murid mulai memprotes hal itu karena dinilai terlalu berlebihan.
Lebih Menantang
Nayla Oktavia Ramadhani, salah satu alumni yang dulu menjabat sebagai ketua bidang advokasi PR IPM SMP Musasi 2020-2021pun sependapat. Menurutnya, LDKS tahun-tahun sebelumnya, lebih menantang dan seru. Ada kegiatan yang mengharuskan mereka untuk bermain kotor-kotoran, panjat tebing, dan sebagainya. Berbeda dengan tahun ini, yang menurutnya lebih berfokus pada penyampaian materi kepemimpinan dan keorganisasian.
“Masih tetap senang dan sangat excited. Karena tahun lalu, LDKS dilakukan secara online, dan isinya hanya pemaparan materi melalui Zoom. Kurang seru, bahkan bisa di bilang tidak seru. Itu kenapa, ketika Bu Eny, selaku Waka bilang kelas IX boleh ikut juga, excited banget dan expect bakal seru. Dan ternyata beneran seru,” jelas Nayla.
Nayla menceritakan, memang awalnya, ia dan teman-temannya tidak berekspektasi lebih. Mengingat, mereka beranggapan bahwa ini adalah acara milik adik-adik kelas mereka. Ia juga menyebutkan, ada beberapa dari mereka pada awalnya memilih untuk berdiam diri saja di kamar ketika acara berlangsung. Tapi ternyata, mereka tetap mengikuti kegiatan selayaknya peserta LDKS yang lain. Dan tak dapat dipungkiri, ternyata memang berjalan dengan seseru itu.
Di akhir kata, Nayla berpesan kepada adik-adiknya. Semoga melalui latihan dasar kepemimpinan ini, adik-adiknya bisa lebih tegas dan amanah dalam menjalankan tugas. Juga tidak lagi manja apabila bertemu dengan suatu masalah. “Jangan pernah menganggap remeh masalah sekecil apapun. Karena sesuai dengan materi yang diterima. Masalah kecil pun, bisa jadi besar apabila dibiarkan,” ungkapnya. (*)
Penulis Farah Az Zahra Asmara. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.