PWMU.CO – Wajah lingkungan hidup di Indonesia semakin hari dinilai semakin bopeng (rusak) saja. Karenanya, sebagai refleksi akhir tahun, Humas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) (UMM) mengadakan UMM Gazebo Forum, di Gazebo Taman Perpustakaan UMM, Sabtu (24/12).
Kegitan bertemakan “Wajah Bopeng Lingkungan Hidup Indonesia 2016 dan Mimpi 2017” ini menghadirkan tiga narasumber. Di antaranya pakar lingkungan Dr Abdulkadir Rahardjanto MSi, Redaktur Opini Koran Sindo Pangeran Ahmad Nurdin dan Kepala PSLK UMM Husamah MPd.
(Baca: Mahasiswa UMM Pamerkan 19 Produk Inovatif di Bidang Industri)
Pada sesi diskusi, Abdulkadir menyoroti prilaku manusia kerap kali merusak lingkungan. Padahal, dengan merusak lingkungan, sama halnya manusia merusak tempat tinggalnya sendiri. ”Lingkungan hidup sebagai satu kesatuan ruang dengan manusia dan perilakunya,” paparnya.
Abdulkadir menambahkan, lingkungan yang telah rusak secara otomatis akan merugikan kita juga. Karenanya, penting bagi manusia untuk membangun pemahaman bersama bahwa menyayangi lingkungan itu sama halnya dengan menyayangi diri sendiri.
Di sisi lain seringkali media hanya sebatas mengangkat isu lingkungan. Itupun apabila sudah timbul masalah kerusakan lingkunan. Padahal, menurut Pangeran tema lingkungan seharusnya dapat diulas lebih luas, tidak hanya ketika ada masalah terjadi (bencana).
(Baca juga: Membanggakan! Kualitas UMM Raih Sertifikasi Internasional)
Pria yang bekerja di media ini menambahkan, lingkungan jika dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif. Tidak hanya dari finansial. Banyak potensi lain yang bisa dikembangkan.
”Indonesia itu kaya. Hanya saja kita belum secara efektif memanfaatkannya. Baru-baru ini saja masyarakat kita mulai tersadar bahwa dengan mengembangkan pariwisata yang berbasis lingkungan itu membawa dapak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Pangeran tantangan terberat adalah menjadikan isu lingkungan menjadi sesuatu yang menarik. Dan UMM Gazebo Forum dinilai sebagai aktivitas yang dapat menyatukan beragam pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. ”Para akademisi berkontibusi pada lahirnya inisiasi semangat memperbaiki lingkungan,” paparnya.
(Baca ini juga: UMM Terjunkan 5000 Mahasiswa di 116 Desa demi Berantas Buta Aksara)
Di sisi lain Husamah mengungkapkan, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dimiliki UMM adalah bukti nyata partisipasi UMM dalam merawat lingkungan. Karena PLTMH UMM mampu menyumbang 15 sampai 20 persen energi alternatif dan memberi sumbangsih untuk menyerap karbondioksida sebesar 123 ton per tahun.
Tak hanya itu saja, terobosan QR code pada pohon-pohon juga membawa dampak pada perbaikan lingkungan di UMM. Karena pohon-pohon tersebut dengan mudah discan untuk diketahui informasi lengkapnya. Sedangkan PSLK secara kontinyu menggalakkan pernyataan “kumpulkan sampah pada tempatnya” dan bukan lagi “buang sampah pada tempatnya”.
”Kalau sampah dibuang saja, maka nilai manfaatnya bisa hilang. Sebaliknya, jika dikumpulkan sampah masih punya nilai manfaat 3R (reduce, reuse, recycle),” tegasnya. (hum/aan)