PWMU.CO – Masih ingat berita tentang seorang tentara yang mewakafkan tanahnya untuk didirikan masjid? Ya, hari ini Masjid Latifah Zaid Al Isa Muhammadiyah yang didirikan di atas tanah wakaf seorang tentara itu diresmikan. [Berita terkait: Tentara Ini Jadi Ketua Ranting Muhammadiyah dan Wakafkan Rumah-Tanahnya untuk Dakwah]
Peresmian masjid dilakukan bersamaan dengan pengajian rutin Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Modo dan bakti sosial yang dilakukan oleh Paguyuban Alumni Haji KBIH PDM Kota Surabaya, Sabtu (24/12) pagi.
(Baca: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas)
Seperti diberitakan pwmu.co (14/5/16), Jumajak–seorang anggota TNI aktif yang tinggal di Desa Sambangrejo, Kecamatan Modo, kabupaten Lamongan, Jatim–telah mewakafkan rumah dan tanahnya seluas 25×50 meter untuk kegiatan dakwah melalui Persyarikatan Muhammadiyah.
Ikrar wakafnya sendiri telah dilakukan pada tanggal 5 Januari 2016, jauh sebelum dia terpilih jadi Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sambangrejo. Ikrar dilakukan di hadapan PCM Modo, KUA Kecamatan Modo, dan Kepala Desa Sambangrejo dengan disaksikan warga Muhammadiyah setempat.
(Baca juga: Gara-Gara Tak Bisa Berjamaah Subuh, Yoyok Soedaryo Wakaf Masjid dan Subuh Berjamaah 1212 di Masjid Taqwa GKB Layaknya Jumatan)
Pembangunan masjid menelan biaya sebesar Rp 301.442.000. Sumber utama dana dari Yayasan Bina Muhawwidin (BM) Surabaya sebesar Rp 195 juta. Sisanya dari para donatur dan partisipasi warga Muhammadiyah se-Cabang Modo. Sudah ada 3 masjid yang dibangun atas donator dari luar negeri melalui Yayasan BM Surabaya.
Peresmian dilakukan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Tsabit. Sedangkan serah terima masjid dilakukan Yayasan BM Surabaya.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Paguyuban Alumni Haji KBIH PDM Kota Surabaya Drs H Mahmudin Hasan mengatakan bahwa kebangkitan Islam dimulai dari masjid. “Dan tanda kemakmuran terlihat dari semangat para umatnya memakmurkan dan memuliakan rumah Allah,” ujarnya.
(Baca juga: Bisa Dicontoh, dengan Uang Koin Rp 500 Masjid KH Mas Mansur Ini Dibangun dan Sholat Subuh Berjamaah Bonus Sarapan Pecel di Masjid Surya Gemilang)
Mahmuidin melanjutkan, janji Allah akan didatangkan kepada umatnya yang dekat dengan masjid. “Dekat masjid artinya dia selalu berharap dan bergantung kepada Allah. Kalau Muhammadiyah ingin diberkahi Allah, maka tegakkan shalat lima waktu. Berjamaah dan tepat waktu, khususnya shalat shubuh.”
Sementara itu pengajian disampaikan mantan pendeta dari Surabaya yaitu, Ahmad Syaukani Ong. “Hidup ini sementara. Jangan tertipu. Kenikmatan yang semu. Berhati hatilah,” demikian sebagian inti ceramahnya.
(Baca juga: Kisah Heroik Pendirian Masjid ‘Umar Farouq’ di Daerah Kristenisasi dan Ini Contoh Masjid Muhammadiyah yang Makmur oleh Shalat 5 Waktu dan Pengajian Rutin)
Kehidupan yang sesungguhnya, kata Syaukani, adalah kampung akhirat yang kekal. “Setiap orang menunggu kematian. “Baik kafir, komunis, Yahudi, atau Islam, sama-sama akan mati. Maka harus membawa bekal.”
Tak kurang kurang dari 1.000 warga Muhammadiyah dan masyarakat setempat menghadiri acara tersebut. Dalam baksos tersebut dibagikan 150 paket sembako, 150 paket pakaian laki laki dewasa, 150 paket wanita dewasa, dan 40 paket seragam SD dan SMP. (M Su’ud)