PWMU.CO – Panen Terong di Ekowisata SD Mugeb (SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik), Jumat (12/11/21). Sebanyak 26 siswa kelas VI-Bumi ikit memanen terong perdana. Mereka terlihat antusias saat memanen terong secara langsung bersama siswa sekelas.
Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi mengatakan pembelajaran saat memanen terong adalah aplikasi learning to do, yakni pembelajaran dengan pengalaman langsung.
“Mulai dari memanen terong yang benar, mengemas dengan baik, dan cara menawarkan hasil panen terong dengan baik,” ucapnya. Ari berharap, melalui praktik memanen ini, timbul rasa peduli, mandiri, dan bertanggung jawab pada diri siswa.
“Anak-anak lebih bisa memmahami, bisa belajar berproses bahwa petani mempunyai jasa untuk menyediakan panen, jadi diharapkan siswa mulai terlatih kemandirian dan bertanggung jawab,” terangnya.
Tak hanya memanen, siswa juga diajak untuk mengemas terong hasil panen dan menawarkan hasil panen tersebut untuk dijual kepada wali siswa maupun warga sekitar.
“Mereka sedang dilatih untuk learning to live together, belajar untuk dapat hidup bersama, bagaimana cara berkomunikasi dengan sesama manusia, perlu suatu keahlian,” ujar ayah tiga anak ini.
Ari berharap praktik memanen hingga menjual terong ini juga mampu melatih jiwa enterpreneur dan jiwa sosial pada diri siswa.
“Diharapkan anak-anak bisa belajar hidup bermasyarakat dan menjadi manusia berpendidikan yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk masyarakat dengan cara bersosialisasi dan berkomunikasi,” terangnya.
Selaras Materi IPA
Menurut Suhartutik SPd, kegiatan memanen terong ini sejalan dengan materi IPA yang sedang dipelajari di kelas VI yaitu tentang perkembangbiakan tanaman.
“Jadi awalnya anak-anak dijelaskan dulu, dari mana asalnya terong yang dipanen ini, yaitu dari proses perkembangbiakan,” ujar guru IPA sekaligus Wali Kelas VI-Bumi ini.
Wanita yang akrab disapa Tutik itu bersyukur SD Mugeb memiliki ekowisata yang bisa digunakan untuk praktik pembelajaran IPA.
“Alhamdulillah Mugeb punya ekowisata, jadi anak-anak tidak hanya belajar teori di kelas, tapi juga bisa praktik langsung,” tuturnya.
Jualan Terong Habis Terjual
Salah satu siswa, Maritza Shafa Adzikra Purnama, mengaku senang karena terongnya habis terjual lebih dulu daripada teman-temannya.
“Senang sekali kemarin terongnya habis dijual kepada ibu-ibu, hasilnya juga banyak. Saya sama teman-teman senang bisa menjual terong bersama-sama,” tutur siswa 11 tahun itu.
Maritza, sapaan akrabnya, lalu menunjukkan caranya menawarkan terong hasil panen kepada calon pembelinya.
“Assalamualaikum Tante/Om ini terong hasil panen ekowisata. Apakah Tante/Om berkenan utk membeli? Nanti uangnya akan digunakan untuk keperluan membeli bibit baru untuk ditanam di ekowisata,” ujarnya menirukan gaya menawarkan terong.
Saat ditanya oleh PWMU.CO tentang respon pembeli saat Maritza menawarkan terong, dia mengatakan pembelinya sangat antusias.
“Beberapa bapak dan ibu sangat antusias untuk membeli terong hasil panen ekowisata. Dan allhamdulilah sekali dalam kurang lebih 20 menit terong sudah berhasil terjual,” ungkap siswa yang hobi menggambar ini. (*)
Penulis Mar’atus Sholichah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post