PWMU.CO – Aisyiyah Kediri raih Penghargaan Muhammadiyah 2021 berkat cantelan Rp 1,3 miliar. Penghargaan diberikan saat Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah, Kamis (18/11/2021).
Resesi bertajuk Optimis Hadapi Covid-19 dan Menebar Nilai Utama ini digelar secara luring di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan daring melalui Zoom dan YouTube Muhammadiyah Channel.
Dihubungi PWMU.CO melalui telepon, Kamis (18/11/21) Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Kediri Kristin Muslimah menyampaikan rasa syukur dan bahagianya atas penghargaan yang diterima oleh Aisyiyah Kabupaten Kediri.
“Sebelumnya kami dinobatkan sebagai juara I Lomba Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah (GLHA) tingkat nasional. Di milad Muhammadiyah ini kami meraih penghargaan untuk kategori Bidang Sosial Ekonomi” ujarnya.
Lumbung Hidup sejak 2020
Menurut Kristin Muslimah, Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah sudah dilaksanakan sejak bulan Maret 2020. Dari gerakan ini dimanfaatkan oleh PDA Kabupaten Kediri untuk kegiatan sosial yang namanya cantelan.
“Jadi hasil dari kebun atau tanaman ibu-ibu itu sebagian besar diberikan kepada masyarakat tanpa memilih siapapun itu, karena semua kena korban pandemi Covid-19. Banyak saudara-saudara kita yang kesulitan secara ekonomi,” ungkapnya.
Mulai Maret 2020, lanjutnya sampai dengan Desember 2020 nominalnya mencapai Rp 1,37 miliar. Kemudian dilanjutkan mulai Januari 2021 sampai sekarang, cantelan sayur-mayur plus lauk-pauk itu tidak kurang dari 5000 paket.
“Cantelan dilakukan di semua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA), bahkan ada beberapa sampai di tingkat Pimpinan Ranting Aisyiyah. Sebanyak 22 PCA semua serempak mengadakan cantelan,” jelasnya.
“Orang boleh mengambil, siapa saja diperbolehkan. Bervariasi tiap cabang tidak sama dan nilainya tidak sama juga. Jumlahnya menurut kemampuan cabang masing-masing. Setelah itu masing-masing cabang dan ranting melaporkan ke PDA dan dijumlahkan nominalnya,” tambahnya.
Dia menambahkan kadang ibu-ibu Aisyiyah harus belanja sayur-sayuran di pasar. Itu karena tidak mencukupi dari lumbung hidup.
“Kalau ada 200 paket per cabang per pekan, maka itu tidak cukup mengandalkan dari pemberian lumbung hidup. Jadi ibu-ibu Aisyiyah harus belanja. Tetapi tetap atas dasar swadaya Aisyiyah,” paparnya.
Dia mengisahkan awalnya dilakukan penanaman sayur-sayuran di lahan kosong milik warga Aisyiyah. Dan bibitnya juga swadaya Aisyiyah. Pernah dapat bantuan bibit cabe 30.000 batang dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri.
“Sampai saat ini cantelan masih berlangsung meskipun tidak semua cabang. Beberapa cabang yang besar masih melanjutkan cantelan, seperti Aisyiyah Cabang Pare, Gurah, Kandangan, Kras dan Plemahan. Ada yang melakukan hari Jumat, Sabtu atau Ahad. Tergantung situasi masing-masing cabang,” jelasnya. (*)
Penulis Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni