PWMU.CO – Balai Bahasa Usulkan 1000 Kosakata Baru Bahasa Indonesia. Hal itou mengemuka dalam acara yang digelar Balai Bahasa Jawa Timur, Kamis (25/11/21).
Balai Bahasa Jawa Timur bekerja sama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGM)P Bahasa Indonesia mengundang guru Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA se-kabupaten Sidoarjo untuk mengikuti penyuluhan. Penyuluhan bahasa Indonesia yang semula direncanakan sebanyak delapan kali pertemuan. Kegiatan berlangsung melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan diikuti oleh 80 peserta sejak 23 November 2021.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr Asrif MHum dalam pembukaan mengatakan, dalam materi kebijakan bahasa, banyak program yang direncanakan, salah satunya usulan 1000 kosakata baru. “Balai bahasa mengajukan kandidat seribu kosakata baru bahasa Indonesia,” ujarnya.
Berikutnya, kata dia, ada 20 buku berbahasa Jawa, Madura, dan Using diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. “Selain itu, ada M Tabrani Soerjowitjitro dari Pamekasan, Madura, yang kita perjuangkan sebagai Pahlawan Nasional. Karena jasanya yang memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di kongres pemuda pertama,” jelas Dr Asrif.
Usai pembukaan, dilanjutkan tes awal yang diikuti 73 guru bahasa Indonesia SMA/SMK/MA negeri maupun swasta se-kabupaten Sidoarjo. Peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut secara tertib dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Pemandu acara Dian Roesmiati MHum, yang juga Koordinator Kelompok Kepakaran Layanan Profesional Pembinaan Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, menyatakan, kegiatan ini bertujuan menyegarkan semangat guru Bahasa Indonesia dalam menulis.
“Termasuk membuat karya tulis ilmiah dan tulisan kreatif dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, demi memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara,” ungkapnya.
Perbedaan Kata Dasar dan Bentukan
Di hari kedua, Arif Izzak SS dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan perbedaan kata dasar dan kata bentukan. Para peserta mendiskusikan kata perhitungan dan penghitungan, pemukiman dan permukiman, pengembangan dan perkembangan, serta pengajaran dan pembelajaran.
“Keduanya sama benar, hanya melalui proses morfologi yang berbeda dan memiliki perbedaan makna. Pemukiman berasal dari kata bentukan memukimkan masyarakat yang terdampak bencana, sedangkan permukiman berasal dari kata bentukan bermukim,” jelas Arif Izzak, Rabu (24/11/21).
Adapun materi di hari ketiga yang disampaikan Adi Syaiful Mukhtar, menjelaskan ejaan bahasa Indonesia, mulai Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947), Ejaan Republik( 1947-1972), Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) hingga saat ini Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
“Termasuk harus tahu penggunaan huruf kapital pada penulisan gelar, jabatan, lembaga, nama geografi, sapaan, nama diri, julukan, dan judul,” papar penyuluh kebahasaan yang sudah menerbitkan buku cerita Putri Tujuh, Seri Penelitian Bentuk dan Makna, dan Kelas Kata Bahasa Tulehu tersebut.
Penyuluhan Bahasa Indonesia akan berlangsung hingga 1 Desember 2021. Materi-materi meliputi bentukan kata, ejaan bahasa Indonesia, pilihan kata, kalimat, dan paragraf, serta kata serapan. Termasuk menulis kreatif dan penulisan KTI Jurnal. Ruang Zoom dibuka mulai pukul 12.30-16.00 setiap pelaksanaan. Pembicara yang lain tak kalah menarik nantinya adalah Prof Suyatno dari Unesa dan dosen STKIP Jombang. Harapannya, semua peserta dapat membuat karya tulis dan dipublikasikan di jurnal nasional. (*)
Penulis Dian Rahayu Agustina. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.