Ciptakan Pasar Baru
Selain itu, kata Rhenald Kasali, Disrupsi selalu menciptakan pasar baru dari piramida bawah (yang tadinya tidak terlayani). “Yang tadinya hanya bisa dibeli kalangan atas saja, tiba-tiba sekarang bisa dibeli masyarakat di bawah,” ungkap pria yang pernah menjabat Komisaris Utama PT. Angkasa Pura 2.
Sambil menampilkan kurva permintaan, dia menjelaskan, brand lama punya kecenderungan naik terus. “Dengan branding, harganya semakin mahal. Seperti tas, kalau seminar gini kita taruh di bawah bangku. Begitu tas mahal, kita taruh di bangku. Sampai di rumah kita bungkus di lemari,” ujarnya.
Prof Rhenald pun mengajukan pertanyaan, “Siapa yang melayani nelayan? Yang tidak punya KTP dan kartu kredit.”
Akhirnya, inilah peluang di mana masuk pendatang baru dengan membuat produk yang lebih simpel. “Tiba-tiba muncul taksi yang hanya 10 ribu rupiah. Perusahaannya tidak harus memiliki mobil. Namanya sharing ekonomi. Lebih simpel, lebih murah, lebih terjangkau, dan lebih cepat!” tandasnya.
Bagi Rhenald, hari ini kita punya dua story. Yaitu the story of tomorrow dan the story of yesterday.
Empat Perubahan Kehidupan
Terakhir, Rhenald Kasali menguraikan empat perubahan kehidupan yang tengah di hadapi di era disrupsi. Pertama, perubahan dalam berdemokrasi.
“Sistem politik harus diperbaiki karena sudah sekitar 140 kepala daerah yang ditangkap kena kasus korupsi. Setiapa ada Pilpres, masyarakat pasti terbelah dua,” terang Rhenald.
Kedua, narasi juga berubah. Narasi-narasi baru bermunculan. “Gosip atau isu berubah menjadi hoax. Dulu kita sebut UMKM, sekarang anak muda menyebut dirinya sebagai start-up karena ada unsur teknologi,” jelas Pendiri Yayasan Rumah Perubahan itu.
Ketiga, perubahan bersosial. “Ketika pandemi, kita semua tidak bisa keluar, bersosialnya melalui teknologi. Berdonasi juga berubah, di mana kotak masjid sudah bisa pakai online,” contohnya.
Keempat, cara belajar juga berubah. Kalau dulu harus pergi ke kampus untuk mendapatkan ilmu, kata dia, sekarang ilmu datang ke kita. Demikian pula dengan cara bekerja. “Sekarang terjadi the great resignation. Jutaan orang di seluruh dunia resign!” ungkapnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni