Tiga Zona Terbelah Dua
Rhenald Kasali menegaskan, kita dan dunia sekarang tengah melewati tiga zona waktu yang terbelah dua. Ada masa lalu, hari ini, dan esok. “Sebagian kita produk masa lalu, punya pengalaman yang banyak, tapi miskin masa depan,” ujar dia.
Sebagian manusia itu beranggapan yesterday is today. “Apa pun yang kita lakukan hari ini banyak kelanjutan apa yang kita pelajari di masa lalu. Itulah mengapa pendidikan sulit dilakukan transformasi!” terangnya.
Lalu bertemu anak muda yang pengalamannya masih miskin, lanjut Rhenald, tapi punya masa depan yang besar. “Ketemu di tengah, terbelah dua oleh disrupsi!” imbuhnya.
Dia mengungkap peluang ilmu-ilmu baru muncul dari dunia baru. Maka, dia menegaskan ada tomorrow is today.
Rhenald menceritakan pengalamannya saat diundang Deddy Corbuzier, mengisi podcast. Deddy bertanya, “Pak Rhenald, /podcast gini diajarkan nggak di kampus?” Rhenald bingung menjawabnya.
“Karena dulu tidak ada yang paham podcast itu apa. Bagaimana melakukan efektivitas komunikasi, mengukur dan membuat clickbaitnya. Tapi anak muda tahu!” jelas Rhenald.
Benturan
Sekarang, menurutnya, terjadi benturan. Akuntan bingung karena pekerjaannya menghitung data sejarah. Dalam akuntansi, yang tercatat sebagai aset hanya bersifat tangible atau fisik.
“Intangible aset bagaimana pencatatannya? Dunia baru mayoritas intangible,” ujarnya. Dia lalu mencontohkan aset intangible berupa jaringan dan pelanggan.
“Saudara dikirim kampus sekolah, biaya dari kampus ke luar negeri katakan 5 miliar rupiah. Kirimkan sepuluh orang, 50 miliar rupiah. Dicatat apa di akuntansi? Sebagai cost! Padahal dia sudah jadi aset bagi kita,” jelasnya.
Akibatnya, kata Rhenald, investor menciptakan valuasi baru: the story of tomorrow. Yaitu menghitung networking effect, kemampuan data memahami pelanggan. Dia mencontohkan, PT Bank Aladin Syariah—dengan kekuatan digitalnya—harga sahamnya melesat naik.
Di samping itu, ada the story of yesterday. Seperti Bank Syariah Indonesia yang meski kekuatan asetnya (SDM dan gedung) disatukan dari Bank Syariah BNI, BRI, dan Mandiri, harga sahamnya tetap turun.
Baca sambungan di halaman 3: Posisi Gabungan