Diagram MO
Sambil mengangkat ponselnya, Rhenald Kasali menyatakan, kini ponsel itu sebuah. “Di dalamnya ada super-Apps untuk memobilisasi segala macam,” terangnya.
Misal, ketika aplikasi game online Roblox menggelar konser musik yang besar. Jumlah penontonnya 10 kali lebih banyak daripada di dunia nyata.
Prof Rhenald pun menerangkan Diagram MO. “Super apps terhubung dengan broadband network. Kemudian ada cloud computing,” ujar Komisaris Utama PT Pos Indonesia itu.
Selain itu, benda-bendanya menggunakan kecerdasan buatan. Ada sensor yang menangkap data. “Ada big data dan kecerdasan buatan di dalamnya,” terang dia.
Dampaknya, semua orang bisa melakukan mobilisasi pakai hashtag. Dia menekankan, begitulah crowd sourcing, power yang bisa memobilisasi.
Kata Prof Rhenald, ini seperti ketika ISIS memobilisasi opini, dana, dan pendukung. ISIS pakai hashtag yang terkenal di kalangan mereka: You Only Die Once. “Ini diambil dari hashtag yang sangat populer You Only Live Once,” terangnya.
“ISIS pakai hashtag untuk menggerakkan crowd funding. Opini digalang, sehingga pemuda bergerak ke medan perang Suriah,” imbuhnya.
Waspada Ancaman
Akhirnya, Prof Rhenald mengimbau agar menyaring dan mengambil yang positif dari adanya teknologi. “Teknologi bak pisau bermata dua. Di satu sisi menciptakan. Banyak manfaat, kesempatan, dan kita bisa menjadi obsolete (usang) kalau tidak segera beradaptasi,” tuturnya.
Selain itu, dia menyarankan agar waspada terhadap ancaman-ancaman yang mungkin terjadi. “Kalau kita masuk ke dunia virtual terlalu penuh, kita bisa menjadi delusi, tiba-tiba kehilangan orientasi,” terangnya.
“Kita perlu merawat alam semesta ini, tetap jaga hubungan sosial dan real. Tapi jangan biarkan kita menjadi obsolete. Beri kesempatan anak-anak kita melakukan eksplorasi dan buat mereka punya kesadaran untuk tetap hidup dalam dunia real!” tegasnya.
Terakhir, dia mengucap terima kasih kepada Muhammadiyah karena dia melakukan risetnya di Universitas Muhammadiyah Malang. “Yang telah mengantarkan saya menjadi seorang PhD.
“Terima kasih kepada Bapak, Ibu, Saudara-Saudara saya di sana atas bantuan dan jasa Bapak Ibu yang tentu tidak pernah saya lupakan sepanjang karir saya,” ucapnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni