PWMU.CO – Smamda Raih Emas Global Competition for Life Sciences (Glocolis) 2021 kategori farmasi. Pengumumamn dilakukan secara, Kamis (25/11/21).
Pembina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) tim 1 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo drh Ellya Rohati MPd mengatakan timnya berhasil menggondol satu medali emas (gold medals) dan satu penghargaan spesial (special award).
“Alhamdulillah tim binaan kami berhasil mendapatkan medali emas dan special award dari dewan juri,” terang guru guru biologi ini, Jumat (26/11/21).
Dia memaparkan lomba tingkat Internasional yang diselenggarakan International Young Scientist Association (IYSA) diikuti tim yang terdiri dari Adelya Shafira, Aulia Rahma Agustian, dan Shalihat Azka Sabrina.
“Semuanya kelas XII MIPA 2. Hasil penelitian kami memperoleh apresiasi dari dewan juri asal Filipina dan Malaysia. Presentasi dilakukan secara online pada tanggal 23 November 2021. Alhamdulillah presentasinya lancar. Semua rasa lelah kami terbayarkan dengan 2 prestasi tersebut,” lanjutnya.
Obat Kumur Berbahan Alami
Ellya Rohati menjelaskan penelitian yang dilakukan tim binaannya terkait dengan obat kumur berbahan alami, yaitu umbi rumput teki dan bunga kecombrang.
“Penelitian ini diatarbelakangi penggunaan masker selama pandemi. Semua orang harus menggunakan masker setiap hari. Bisa jadi beberapa orang terganggu dengan bau mulut,” tuturnya.
Dari ini, lanjutnya, lalu terbesitlah pikiran untuk membuat obat kumur tetapi dengan bahan yang jarang digunakan bahkan nyaris dianggap sebagai limbah.
“Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan umbi rumput teki sebagai bahan dasarnya dan bunga kecombrang untuk menambahkan sensasi wangi dan segar pada mulut,” kata lulusan Kedokteran Hewan Unair ini.
Infusa Umbi Rumput Teki
Ellya Rohati mengungkapkan proses pembuatan diawali dengan membuat infusa umbi rumput teki dan infusa kecombrang. Kemudian dibagi menjadi 3 formula, yaitu F1, F2, dan F3 dengan perbandingan konsentrasi yang berbeda-beda.
“Setelah itu dilakukan uji aktivitas bakteri yang diperoleh dari hapusan pangkal lidah terus diinkubasi selama 24 jam. Hasilnya, dari ketiga formulasi yang dibuat tidak muncul kolono bakteri. Berarti produk ini tidak dapat memicu adanya bakteri di dalam mulut,” kata perempuan asal Blitar.
Kemudian, sembungnya, dilakukan uji aktivitas pH dan didapatkan pH optimum bernilai 5. Kami juga meminta 10 responden untuk berpartisipasi dalam uji organoleptik untuk memberikan tanggapan mereka mengenai rasa dan aroma produk kami.
Sekitar Tiga Pekan
Ellya Rohati mengatakan penelitian ini dilakukan kurang lebih sekitar tiga pekan di laboratorium biologi Smamda Sidoarjo. Keunggulan obat kumur ini, selain bisa membunuh bakteri di dalam mulut, inovasi baru terjamin higienis dan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
“Jika produk kumur alami ini direalisasikan, harga yang digunakan juga akan relatif murah di kantong masyarakat dan pelajar,” tandasnya. (*)
Penulis Ernam. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.