Bahkan, hampir semua orang mengakui bahwa TK ABA At-Taqwa adalah TK terbaik di Pulau Kangean dan sekitarnya. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Arjasa Kangean juga memiliki Madrasah Tsanawiyah, Pondok Pesantren Muhammadiyah At-Taqwa dan SMA Muhammadiyah 3 Arjasa Sumenep dan sempat mendirikan Klinik Muhammadiyah meski akhirnya bubar.
Dalam pengamatan penulis, belum ada Pimpinan Cabang di Madura yang memiliki amal usaha selengkap ini. Jika dibandingkan dengan PDM di Madura sekalipun, termasuk PDM Sumenep tanpa PCM Arjasa, PCM Arjasa Kangean jelas lebih dinamis dan berkemajuan dari sisi kepemilikan amal usaha.
(Baca juga: Singkirkan 74 Pesaing, Pelajar SMAM 1 Sumenep Sabet Juara 1 Siswa Berprestasi, Empat Makna untuk Mengukur Derajat Takwa Seseorang Hamba dan Izzatul Mas’unah, Pelajar Muhammadiyah Berprestasi Se-Kabupaten Sumenep)
Inilah hasil perjuangan tiada kenal lelah para the founding fathers Muhammadiyah di masa awal, terutama tahun 1970-an.
Tokoh-tokoh besarnya ada KH Zainuddin Prawirokusumo, H Sudomo, KH Abdul Kadir Muhammad sang pelopor dakwah kultural tahun 1970-an, Haji Mustari Ahmad sang penerus gerakan tiada henti, Haji Mahfudz dan Haji Musarraf sang saudagar, dan banyak lagi lainnya.
Saat Musycab Muhammadiyah Kangean pada akhir November 2016 saja sudah berasa Musyda. Menurunkan dua drumband, SD dan SMA Muhammadiyah Kangean, yang dimilikinya. Belum lagi karnaval yang memenuhi Alun-alun Arjasa dan pengajian umum yang dihadiri ribuan warga Muhammadiyah di kepulauan Kangean.
Semoga bisa memberi inspirasi dalam mengembangkan Muhammadiyah di Madura pasca-Milad Muhammadiyah 104 M di Bangkalan yang mengalahkan ramainya Muktamar Muhammadiyah. Amin. (*)