Kenapa varian baru Omicron lebih cepat menular
Sebetulnya masih memerlukan telaah lebih lanjut seberapa cepat penularan varian Omicron. Namun berdasarkan fakta yang ditemukan berdasarkan tingginya mutasi yang ditemukan di gen tanduk (spike) protein varian Omicron ada 32, adalah 4 kali lipat daripada mutasi pada gen yang sama di varian delta yaitu hanya 8, sehingga diperkirakan penularannya akan jauh lebih cepat dari varian Delta.
Padahal varian Delta ini mudah ditularkan, bahkan dapat ditularkan ketika berpapasan. Hal ini membuat penularan infeksi virus Corona SARS-CoV-2 varian Omicron kemungkinan lebih cepat sekitar empat kali lipat dibandingkan dengan infeksi penularan varian Delta.
Varian baru Omicron ini diperkirakan sekitar lima kali lipat lebih cepat penularannya dibandingkan virus aslinya yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Walaupun demikian seberapa cepat penularannya masih memerlukan studi lebih lanjut.
Masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang sifat dari varian baru Omicron ini, termasuk tingkat keparahan penyakit yang ditimbukannya. Meskipun dari beberapa laporan disebutkan bahwa gejala yang ditimbulkan oleh infeksi varian Omicron ini relatif lebih ringan daripada gejala klinis varian lainnya.
Bagaimana varian Omicron ini bisa bermutasi sedemikian tinggi?
Virus bereproduksi dengan cara menggandakan atau memperbanyak diri menggunakan mesin genetik sel inangnya. Namun proses ini tak selalu sempurna, sehingga kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam replikasi materi genetik (genome) virus yang menyebabkan perubahan pada materi genetiknya.
Mutasi ini merupakan cara virus beradaptasi dan memperbanyak diri dalam sel inangnya. Sebenarnya mutasi yang terjadi dapat berdampak positif dan negatif bagi virus itu sendiri. Artinya mutasi dapat menyebabkan virus tersebut lebih kuat namun sebagian besar mutasi juga dapat menyebabkan kematian pada virus. Hanya sekitar 4 persen mutasi yang berkembang menjadi lebih virulen.
Semakin lama virus penyebab Covid-19 beredar dan berkembang di dalam tubuh inangnya semakin besar pula peluang terjadinya mutasi. Oleh sebab itulah penting sekali untuk menekan angka infeksi. Vaksin Covid-19 membantu kita memangkas transmisi virus, dan melindungi agar seseorang yang terinfeksi tidak mengalami sakit yang parah dan mengurangi angka rawat di rumah sakit.
Mengenai tingginya angka mutasi yang terjadi pada varian Omicron, beberapa ahli mengatakan, varian ini mungkin saja berasal dari seorang pasien yang sistem kekebalannya tak bisa menghilangkan infeksi Covid secara cepat, antara lain karena pasien juga mengidap infeksi HIV/AIDS. Sehingga memberi lebih banyak waktu bagi virus untuk memodifikasi materi genetiknya sedemikian rupa dan menimbulkan terjadi banyak sekali mutasinya.
Apakah vaksin yang tersedia masih akan efektif?
Mengingat banyaknya mutasi pada protein tanduk (spike) varian Omicron ini, diperkirakan bahwa vaksin-vaksin yang saat ini tersedia kemungkinan kurang efektif dalam menghadapi varian baru. Namun bukan berarti vaksin-vaksin ini tak memberikan perlindungan.
Perlu diingat bahwa vaksin-vaksin yang saat ini digunakan masih efektif memberi perlindungan terhadap varian SARS-COV-2 lainnya termasuk varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk mendapatkan dosis vaksin lengkap agar mendapatkan perlindungan maksimal dari varian-varian yang beredar.
Program vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan dapat menurunkan keparahan penyakit dan tingkat perawatan di rumah sakit. Angka kematian dan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit saat ini lebih rendah dibandingkan pada gelombang sebelumnya karena kesuksesan program vaksinasi. Walaupun demikian seberapa jauh efektifitas vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan masih memerlukan telaah lebih lanjut.
Baca sambungan di halaman 3: Perlukah dibuat platform vaksin Covid-19 baru?