PWMU.CO– Kepala sekolah harus mampu membangun teamwork agar bisa memproyeksikan masa depan sekolah. Apalagi dalam suasana pandemi Covid-19 perubahan sangat luar biasa.
Demikian disampaikan Bendahara PWM Jawa Timur Dr Hidayatullah saat memberikan sambutan pelantikan kepala SMP Muhammadiyah 10 (Miosi) dan perpanjangan kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) bertempat di halaman SMP Miosi, Jumat (26/11/2021).
Menurut Hidayatullah, selama pandemi ada banyak hal yang terjadi bukan hanya pembelajaran tapi juga pengelolaan sekolah. Perlu melakukan analisis eksternal dan internal oleh kepala sekolah.
”Dengan melakukan analisis kita akan tahu bagaimana kondisi kita dan apa tantangan di luar sekolah,” sambungnya. ”Saya menggunakan istilah bukan ancaman tapi tantangan,” tambahnya.
Sekolah Muhammadiyah, sambung dia, punya dukungan luar biasa, SDM luar biasa, jadikan hal tersebut sebagai tantangan bukan ancaman. Isu strategis menjadi modal ke mana sekolah diproyeksikan. Saat ini persoalan karakter menjadi isu penting.
”Hasil riset memosisikan karakter sebagai domain utama. Kejujuran, kedisiplinan, kerja keras. Ditambah isu strategis perkembangan teknologi, menjadi tantangan bagi sekolah kita untuk mempercepat kemajuan sekolah,” papar alumni pimpinan IRM Jawa Timur ini.
Sekolah harus, kata dia, berani ekspansi keluar daerah. Memberikan layanan teknologi secara terintegrasi. Bisa melayani siswa dari Papua tanpa harus ke Sidoarjo. Harus bisa memproyeksikan isu masa depan untuk dikembangkan bersama tim.
Pimpinan AUM harus bisa mengembangkan dan meningkatkan AUM yang dipimpinnya supaya punya keunggulan dan berdaya saing tinggi. ”Dulu saat saya diangkat kepala Smamda sampai bicara, Hidayatullah anda diangkat sebagai kepala Smamda, jika tidak bisa mengembangkan jangan lama-lama, cukup satu periode saja,” cerita Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) tahun 2010-2014.
Sekolah menjadi tumbuh dan berkembang karena ada nama besar Muhammadiyah. Begitu dengar nama Muhammadiyah, orang akan terbayang kemajuan dan keunggulan. ”Jika Miosi belum terdengar kemajuan dan keunggulan bisa dipastikan kesalahan ada pada pengelola,” guraunya.
Di era globalisasi ini, yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil. ”Syarat mutlak adalah menjaga soliditas dan sinergitas dengan Muhammadiyah agar sekolah maju dan unggul,” tandas Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini.
Mengambil Sisi Berbeda
Di tempat sama Ketua PDM Sidoarjo Zainul Muslimin memaparkan, saat pandemi ada sekolah yang tidak sesuai harapan, tapi boarding malah kelebihan siswa. ”Setiap fakta ada pasangannya. Pandemi secara awam adalah bencana tapi di sisi lain ada yang menganggap karunia,” tegas dokter hewan ini.
Fokus ketika tidak nyaman di satu sisi yang justru baik di sisi yang lain. Mengambil hal yang berbeda dan unggul. Beda ketika kecil akan langsung kelihatan. ”Nama besar Muhammadiyah harus diketahui publik. Sebagai akuntabilitas publik keunggulan harus diciptakan dan diperlihatkan,” lanjut pria yang menjadi ketua Lazismu Jatim.
Ia mencontohkan di Lazismu Jatim, semangat berbeda melahirkan program yang diangkat ke pusat. RendangMu, Bankziska, Indonesia mendengar. ”Setiap produk kebermanfaatan pasti dicari orang. Kalau program sekolah sangat bermanfaat pasti dicari orang,” jelas Zainul Muslimin. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto