Membangun Organisas Kuat Tidak Boleh Jaim, laporan kontributor PWMU.CO, Kemas Saiful Rizal
PWMU.CO – Muhammadiyah Bawean memperingati Milad Muhammadiyah ke-109 menghadirkan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM, Ahad (12/12/21).
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sangkapura Raden Hozaimi SPd mengatakan peringatan Milad kali ini dikemas dalam kegiatan Pengajian Ahad Pagi yang baru pertama kali dilaksanakan di Muhammadiyah Sangkapura.
“Kalau sebelumnya acara pengajian selalu dilaksanakan malam hari. Direncanakan Pengajian Ahad Pagi ini insya Allah akan dilaksanakan rutin setiap dua bulan sekali,” ujarnya.
Dia memaparkan Pengajian Ahad Pagi yang dimulai sejak pukul 06.00 hingga 08.30 WIB. Dibuka dengan penampilan siswa SD Muhammadiyah 1 Bawean yang menunjukkan kemampuan hafalan Qurannya.
“Kemudian dilanjut dengan tampilan Grup Zamrah guru SMP Muhammadiyah 3 Sangkapura.”
Protokol Kesehatan
Raden Hozaimi dalam sambutannya menyampaikan kegembiraannya bisa merayakan Milad Muhammadiyah ke-109 secara luring dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Terima kasih juga atas kehadiran Forkopimcam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) Sangkapura, juga kehadiran Ketua PCNU, PC Muslimat, PC Fatayat, MUI, DMI, Kepala Desa dan undangan lainnya serta Keluarga Besar Muhammadiyah dari Cabang Sangkapura, maupun Cabang Tambak,” jelasnya.
Dia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kesediaan Dr Muhammad Sholihin Fanani, MPSDM yang bersedia hadir di Pulau Bawean.
Jangan Jaim
Dr Muhammad Sholihin Fanani dalam tausiyahnya menyampaikan kesannya bahwa Muhammadiyah di Bawean sungguh luar biasa semangatnya.
“Membangun organisasi yang kuat syaratnya ada dua, yaitu rukun dan semangat. Rukun dan menunjukkan sikap positif perlu terus dipupuk dalam menjalankan organisasi. Jangan jaim, jangan jaga jarak dengan masyarakat. Semua harus kita anggap sebagai saudara kita,” ungkapnya.
Disamping itu, lanjutnya, menjalankan roda organisasi harus dengan semangat dan tekad yang besar untuk berbuat yang terbaik.
Dakwah Menggembirakan
Sholihin, pria kelahiran Laren Lamongan ini juga mengarakan bahwa dakwah itu harus menggembirakan. Dakwah Muhammadiyah harus menyentuh kepentingan-kepentingan sosial.
“Acara Pengajian Ahad Pagi ke depannya bisa memberikan bantuan sembako untuk kaum dhuafa. Berikan pengobatan gratis dengan mengundang tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Muhammadiyah di daratan,” harapnya.
Dia memaparkan dakwah melalui seni juga tidak kalah penting untuk dilakukan, seperti yang tunjukkan oleh penampilan Grup Zamrah SMP Muhammadiyah 3 Sangkapura, sebab seni itu bisa diartikan sentuhan rohani, bisa menyentuh sisi rohani seseorang.
Membuka Sejarah
Sholihin menjelaskan bahwa dalam memperingati Milad Muhammadiyah kita harus membuka sejarah mengapa Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
“Salah satu sebabnya adalah karena saat itu kondisi pendidikan ummat Islam sangat terbelakang. Masyarakat kebanyakan tidak bisa mendapatkan pendidikan. Yang bisa sekolah hanya kalangan tertentu saja. Hanya anak-anak Belanda dan anak bangsawan saja. Masyarakat tidak akan maju kalau pendidikannya terbelakang.”
Oleh karena itu, sambungnya, Muhammadiyah berdiri untuk menjadikan anak Indonesia menjadi orang yang cerdas, orang yang maju sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Pendidikan Maju
Sholihin mengungkapkan untuk menjadikan pendidikan yang maju, kita tidak boleh segan-segan belajar kepada negara-negara lain yang pendidikannya cukup baik, terutama pendidikan karakternya.
“Di Australia dan Jepang, karakter orang-orangnya luar biasa baik. Semua itu ditempa melalui pendidikan,” ceritanya.
Dia berharap semoga dengan bertambahnya usia, Muhammadiyah akan semakin baik dan semakin bermanfaat bagi masyarakat.
Kegiatan Milad dipungkasi dengan sarapan pagi yaitu makan nasi rawon bersama seluruh jamaah yang hadir pada Pengajian Ahad Pagi. Diiringi penampilan Grup Band Pemuda Muhammadiyah Sangkapura yang membawakan lagu Sang Surya, Mars Aisyiyah, Mars Pemuda Muhammadiyah, dan Mars Nasyiatul Aisyiyah. (*)
Penulis Kemas Saiful Rizal. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.