Dua Amanah Muktamar
Taufiqulloh menyampaikan, ada dua agenda penting hasil Mukatamar Ke-47 Muhammadiyah di Makassar tahun 2015 yang harus dijadikan rujukan.
“Pertama, kita didorong untuk mengembangkan AUM (amal usaha Muhammadiyah) terutama ekonomi. Sebab 100 tahun pertama Muhammadiyah mengkonsep tenaganya pada pendidikan (schooling), kesehatan (healing), dan pelayanan sosial fakir miskis (feeding). Pada muktamar itu kita diminta mengembangkn bidang ekonomi,” ujarnya.
Menurtunya, hal ini sudah dijawab oleh GKB dengan mendirikan Logmart. GKB menunjukkan stabilitas kondisi dan keadaan yang nyaman dan baik-baik saja.
Amanah kedua adalah mewujudkan negara Indoensia sebagai darul ahdi wa syahadah (rumah kesepakatan atau perjanjian). “Indonesia kita jadikan sebagai kesepakatan elemen bangsa secara keseluruhan berbagai agama terutama mayoritas Islam,” ujarnya.
Dia menyampaikan, walaupun mayoritas Islam namun para tokoh bangsa, seperti Ki Bagus Hadikusumo, mendorong menjadikan negara Indonesia bukan sebagai negara Islam tapi sebagai negara Pancasila.
“Jika di masjid Muhammadiyah ada yang menyatakan bahwa Pancasila dan UUD 45 itu taghut, itu tandanya mubaligh tersebut tidak paham dengan apa yang telah diperjuankan oleh tokoh pendahulu Muhammadiyah,” sindirnya.
Taufiqullah juga ingin Gresik sebagai Kabupaten berkemajuan. “Begitu masuk Gresik tampak bahwa Gresik sebagai kabupaten yang berkemajuan, dan itu tidak lepas dari peran Muhammadiyah,” ujarnya.
Hal tersebut, menurutnya, juga diakui oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani SE saat perayaan Milad Ke-109 Muhammadiyah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni