Tekanan Berat
Kemudian, dia menyatakan perasaannya saat diklat. “Dag-dig-dug, dag-dig-dug gak karuan, sampai anak-istri kadang nggak diurusi,” terangnya, lagi-lagi disambut tawa peserta.
Tapi dari proses transformasi ilmu yang diperoleh, dia bisa membawa ilmu-ilmu fasilitator yang sangat bermanfaat. “Diklat yang paling mantap ya diklat yang ini!” ujar Gunawan yang telah menjalani 20 tahun masa pengabdian.
Kini dia merasa siap kalau seandainya suatu saat nanti menjadi kepala sekolah. “Karena dengan mentor-mentor kita itu jadi digodok di kawah candradimuko. Memang berat. Kita diusahakan memecahkan masalah dalam suatu tekanan yang sangat berat. PR akeh (banyak), tugas akeh, bojone jek ngomel-ngomel,” lanjutnya. Gerrr, para peserta tak kuasa menahan tawanya.
Dia yakin itu akan bermanfaat untuk bekal bekerja di sekolah nantinya. “Di sekolah itu mesti banyak tekanan dari mana pun. Karena sudah digodog dengan mentor-mentor kita, Insyaallah kita akan sanggup menjalaninya,” ucapnya.
Dia berharap, semoga nanti menjadi kepala sekolah yang tangguh, cerdas, dan beriman. Dia menegaskan, “Yang penting, setelah lulus kita buktikan kita kepala sekolah yang hebat!”
Sebagai penutup, dia mengucap, “Saya wakil dari para peserta sangat berterima kasih pada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, semua panitia, fasilitator, ilmu-ilmu yang sudah diberikan kepada kami. Semoga Allah membalasnya dan mencatat sebagai sebuah kebaikan.”
Baca sambungan di halaman 3: Curhatan Ibu Kepala Sekolah