Curhatan Ibu Kepala Sekolah
Selain Gunawan, Kepala SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebimas Gresik Nur Aini SPd juga diminta menyampaikan kesannya. Phonny menyatakan, “Bu Aini terpilih karena sekolahnya termasuk sekolah baru dengan progress yang sangat menjanjikan dan bagus.”
Sehingga, lanjutnya, perlu ada testimoni bagaimana pelatihan dan diklat ini kelak akan bermanfaat bagi kepemimpinan beliau dalam menghadapi tantangan dan dinamika dunia pendidikan.
Dalam kesempatan itu, Aini menyampaikan curahan hatinya. “Sebenarnya ini bukan testimoni tapi curhatan peserta diklat,” ucapnya.
Dia bersyukur bisa melewati diklat yang hampir 3 bulan itu. “Walaupun sampai kita tidak ngurusi keluarga, sudah tidak tahu masakan apa yang harus dimasak untuk keluarga,” curhatnya.
Begitu mendapat kabar kegiatan dimajukan, dia merasa deg-degan lagi. “Meski nderedeg, tetap harus dilaksanakan,” ujarnya.
Dari diklat itu, menurutnya juga bisa belajar banyak. “Yang awalnya saya tidak tahu sama sekali prioritas masalah, cara penyelesaian masalah, dengan diklat ini kita diajari mana masalah mendesak, mana yang belum. Kalau sebelumnya itu kan rasa-rasanya kok mendesak semua,” terangnya.
Selain itu, dia tahu ada tahap persiapan, pelaksanaan, review, dan evaluasi. “Suami saya juga harus ditempa juga, tak diklat sendiri nanti,” guraunya. “Alhamdulillah, imbasnya luar biasa sekarang. Suami saya juga lebih cerdas. ‘Bu, kayaknya ini yang mendesak’,” tambahnya memecah tawa peserta.
Dalam perjalanan panjang itu, dia juga belajar melihat dari sudut pandang yang lain. “Bisa dilihat dari bagaimana kita mencari masalah kita di sekolah, sekolah ini seperti apa, dan mau dibawa ke mana,” jelas dia.
Dengan diajak belajar di sekolah magang, lanjutnya, dia bisa mencari ilmu sebanyak-banyaknya. “Semua harus tertata, tersistematis dengan baik. Itu yang saya rasakan,” ungkapnya.
Aini juga bersyukur bisa lebih dewasa dalam menyelesaikan masalah. “Semoga kita bisa menjadi kepala sekolah-kepala sekolah yang bermental baja, yang bisa menyelesaikan masalah secara tuntas, dan bisa berdampak ke peserta didik kita menjadi peserta didik generasi Islami, juga berakhlak mulia, dan cerdas di era globalisasi ini,” tutupnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni