Beri Kesempatan AUM dan Ortom
Kepala SD Mudabo Cebeng Alhudayatul Ustdza SPd juga mengaku kaget atas kehadiran Yasin. Awalnya dia mendapat informasi dari Nurita Alfiani, salah satu guru, bahwa ada peserta yang konformasi dari Pasuruan.
“Loh kok Pasuruan? Rumahnya sini?” tanyanya pada Nurita.
“Saya kurang tahu,” jawabnya.
Cebeng mengaku lupa meminta nomor teleponnya. “Saya kira beliau salah paham,” ujarnya.
Maka pagi itu dia menyambutnya di gerbang sekolah. “Beliau memperkenalkan diri Yasin dari Pasuruan. Saya kaget, ternyata benar hadir. Saya lalu antar ke lantai tiga,” tuturnya.
Cebeng menerangkan, Salain Yasin ada 23 peserta tamu lainnya. Mereka berasal dari sekolah dan madrasah Muhammadiyah atau Aisyiyah di Bojonogero. Juga sekolah non-Muhammadiyah. Peserta lainnya dari organisasi otonom.
Menurutnya, mengudang mereka, terutama sekolah yang sedikit muridnya, agar bisa mem-branding sekolahnya dengan menulis berita di media.
Adapun keikutsertaan Kepala SMP Bina Anak Shaleh (BAS) Tuban Sya’roni SE juga punya cerita sendiri. Dia tahu pelatihan ini karena melihat flyer kegiatan yang di-posting oleh akun Facebook Mohammad Nurfatoni.
Sebelum di BAS, Ustadz Roni adalah Kepala SMP Plus Ar Rahmat yang lokasinya persis di sebelah SD Mudabo. Sementara dua anak Fatoni pernah menjadi muridnya.
Dia mengaku, selain demi menjalin silaturahmi, keikutsertaannya adalah untuk manambah ilmu, khususnya tentang tulis-menulis. Sebab dia juga berniat menulis buku.
“Insyaallah ilmunya aplikable, termasuk yang sangat berharga memviralkan berita,” ujarnya.
Adapun peserta tamu itu adalah: MIM 7 Kenep (3 orang), MIM 12 Sumuragung (1 orang), PAUD Dinar Inovatif (1 orang), MIM 21 Kapas (3 orang).
SMKM Pasuruan (1 orang), MIM 22 (1 orang), MBS Al Amin (1 orang), Lina Asyifa’ah (PCNA Sukosewu), PCPM Kedungadem (3 orang), PAUD ABA Percontohan (4 orang), SDN Sumbang 1 (1 orang), SDIT Insan Permata (1 dan guru SD), dan SMP Bina Anak Shaleh (1 orang).
Ditambah 55 peserta dari SD Mudabo, total peserta adalah 79. Kepada mereka, Fatoni pun memberi semangat dengan yel-yel: “Menulis…!”
“Menginspirasi!” jawab mereka serentak. (*)