Komponen Pernikahan
Umi lantas memaparkan komponen hubungan pernikahan. Pertama, ada komitmen suami-istri sama-sama memandang ikatan perkawinan sebagai ikatan yang kokoh. Untuk menjaga komitmen kokoh, kata Umi, butuh kejujuran dan kesetiaan yang diiringi sikap tanggung jawab, meneladani rasul, dan amanah.
“Komitmen akan diuji dengan konflik. Misalnya masalah perbedaan dan mengingat janji suci (mitsaqon ghalidhan),” ujarnya.
Kedua, kedekatan emosi yang muncul dalam bentuk rasa kasih sayang, mawaddah dan rahmah di antara pasangan suami-istri. Umi mengutip ar-Rum (21) : “Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah Dia menciptakan pasangan-pasangannya untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia jadikan antaramu kasih sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.”
Memupuk kedekatan emosi bisa dengan keterbukaan, saling memahami, dan tidak terjebak sikap menuntut. Contohnya, “Kalau kamu bisa membahagiakan saya, maka saya akan membahagiakan kamu.” Ini terkait prinsip tadabul (saling) yang berati tidak menunggu pasangan melakukan lebih dahulu.
Ketiga, gairah atau dorongan mendapatkan kepuasan seksual dari pasangannya. Umi menekankan, tujuan perkawinan untuk menghalalkan hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan.
Dia menukil al-Baqarah (187): “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu pakaian mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah bagimu.”
Untuk menjaga api gairah, kata Umi, bukan hanya perlu kebutuhan fisik, tapi juga emosional. “Tantangannya ada kesibukan, kelelahan bekerja, anak, dan lingkungan,” urainya.
Untuk tantangan ini, Umi memberi solusi bersentuhan sederhana, menyiapkan diri dengan wewangian dan pakaian yang baik, dan menghabiskan waktu berdua saja.
Umi menambahakan, ada kemungkinan kombinasi tiga komponen hubungan sebagaimana teori segitiga cintanya Robert J. Sternberg.
- Kedekatan Emosi + Gairah + Komitmen (Samara)
- Kedekatan Emosi + Gairah – Komitmen (Jatuh Cinta)
- Gairah + Komitmen – Kedekatan Emosi (Tidak Tentram)
- Komitmen + Kedekatan Emosi – Gairah (Hampa)
- Kedekatan Emosi – Gairah – Komitmen (Persahabatan)
- Gairah – Komitmen – Kedekatan Emosi (Fisik)
- Komitmen – Kedekatan Emosi – Gairah (Empty love)
Demikian sebagian materi yang Umi paparkan. Di akhir pemaparannya, dia berharap, “Semoga semua pasangan ini menjadi pasangan yang lebih bahagia tentunya bertambah ilmu yang didapat bersama.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni