Siti Umniyah, Guru Perempuan Pertama di Muhammadiyah; Pembuat Syair Perlawanan ke Penjajah. Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku KH Ahmad Dahlan; Gelegak Dakwah Sang Penggerak
PWMU.CO – Siti Umniyah tumbuh-kembang di lingkungan keluarga aktivis Islam. Dia lahir pada 29 Agustus 1905 di Kauman Yogyakarta.
Ayahnya adalah Muhammad Kamaludiningrat atau Kiai Sangidu. Sang ayah merupakan teman seperjuangan KH Ahmad Dahlan.
Sementara, sang ibu bernama Siti Jauhariyah, putri KH Saleh. Adapun nama yang disebut terakhir itu adalah kakak ipar Ahmad Dahlan. Artinya, Anak ini tergolong sebagai kerabat Ahmad Dahlan.
Kondusif Berbuah Manis
Kiai Sangidu menjabat sebagai Kepala Penghulu Keraton Yogyakarta sejak 1914. Sejak itu, ada yang berubah, yaitu gerakan Muhammadiyah mulai memasuki bangsal priyayi. Sebelumnya, bangsal yang dimaksud dianggap tabu dikunjungi warga awam.
Perubahan tersebut terjadi karena Kiai Sangidu sebagai Kepala Penghulu punya kebijakan yang baru. Bahwa, dia mengizinkan bangsal priyayi dipakai untuk penggemblengan kader-kader mubaligh Muhammadiyah.
Di antara kegiatan yang diselenggarakan di bangsal priyayi kala itu adalah pembelajaran khusus untuk anak-anak. Kegiatan inilah yang belakangan disebut sebagai Bustanul Athfal (Taman Kanak-Kanak). Itulah, embrio TK Aisyiyah atau Aistiyah Bustanul Athfal (ABA).
Kegiatan di atas dimulai pada 1924. Penggeraknya, perintis awalnya, Siti Umniyah bersama teman-temannya.
Sentuhan Ahmad Dahlan
Siti Umniyah mendapat didikan langsung dari Ahmad Dahlan. Sang guru itu pulalah yang menganjurkannya untuk memakai kerudung di keseharian. Sebagai murid, Siti Umniyah termasuk murid yang dipersiapkan menjadi pimpinan Siswa Praja oleh KH Ahmad Dahlan. Adapun murid lainnya, termasuk Siti Munjiyah dan Siti Wasilah.
Siti Umniyah mendapat pendidikan di Qismul Arqa dan tamat tahun 1924. Adapun Qismul Arqa merupakan tempat belajar campuran putra dan putri. Kala itu, Siti Umniyah termasuk seorang dari empat orang murid putri.
Selanjutnya, dia-lah satu-satunya murid putri yang bisa bertahan belajar hingga tamat. Meski telah menikah dengan Ahmad Wardi, Siti Umniyah tetap meneruskan sekolah hingga selesai. Hal ini berbeda dengan tiga murid putri lainnya yang terpaksa berhenti karena menikah.
Baca sambungan di halaman 2: Perintis Sukses